Dewan Keamanan PBB Gelar Pertemuan Darurat Bahas Kudeta Myanmar
- dw
Biden mengkritik aksi militer tersebut sebagai sebuah “serangan langsung terhadap transisi negara menuju demokrasi dan supremasi hukum”.
“Hal ini membuat dibutuhkannya tinjauan segera atas hukum dan otoritas sanksi kami, diikuti dengan tindakan yang tepat,” ujar Biden seraya menambahkan “Amerika Serikat akan membela demokrasi di mana pun ia diserang”.
Apa yang harus diperhatikan dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB?
Masih harus dilihat bagaimana anggota Dewan, Cina, dan Rusia akan bertindak dalam pertemuan tersebut.
Kedua kekuatan dunia tersebut diketahui sebagian besar melindungi Myanmar dari tindakan signifkan oleh Dewan, menyusul tindakan keras militer pada 2017 yang menyebabkan lebih dari 700.000 Muslim Rohingya di Myanmar melarikan diri ke Bangladesh.
Bersama dengan Prancis, Inggris dan AS, Rusia dan Cina sama-sama memiliki hak veto di Dewan.
Cina sejauh ini menolak mengritik kudeta itu dan malah meminta semua pihak untuk “menyelesaikan perbedaan”.
Apa yang terjadi di Myanmar?
Militer Myanmar merebut kekuasaan negara dalam sebuah kudeta tak berdarah. Aung San Suu Kyi dan pemimpin sipil lainnya yang terpilih secara demokratis ditangkap.