Penjarakan Pemimpin Nasional, Militer Myanmar Ambil Alih Pemerintahan

Jenderal Senior Myanmar, Ming Aung Hlaing.
Sumber :
  • Istimewa

VIVA – Militer Myanmar telah mengambil alih kekuasaan (kudeta militer) dan menyatakan keadaan darurat, setelah menahan pemimpin Aung San Suu Kyi dan tokoh senior lainnya dari Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) pada pagi hari tadi.

Anies Baswedan di Acara UGM: Nanti Kalau Pemilu Lagi, Pilih yang Benar

Dalam video yang disiarkan di televisi milik militer, dikatakan bahwa kekuasaan pemerintahan kini telah diserahkan kepada panglima angkata bersenjata, Jenderal Senior Ming Aung Hlaing.

Juru bicara Partai NLD, Myo Nyunt, mengatakan bahwa Aung San Suu Kyi, Presiden Win Myint dan para pemimpin lainnya telah 'diculik' pada dini hari. Politisi dari negara bagian dan wilayah, serta aktivis politik terkemuka juga ditahan, sementara jaringan seluler dan telepon mengalami gangguan.

Adi Sutrisno: Profesionalisme dalam Pengabdian, Harmoni dalam Keluarga

"Saya ingin memberi tahu kepada semua orang untuk tidak menanggapi dengan gegabah, dan saya ingin mereka bertindak sesuai hukum," kata Nyunt, dilansir Al Jazeera, Senin 1 Februari 2021.

Partai NLD meraih kemenangan telak dalan pemilu November 2020 lalu, namun militer menolak hasil tersebut dengan menuding terjadi banyak kecurangan, meski tidak ada bukti kuat adanya kecurangan tersebut.

84 WNI yang Terjerat Online Scam Dipulangkan dari Myanmar

Oposisi yang berpihak pada militer menentang hasil pemilu itu. Militer pun mengklaim telah menemukan 8,6 juta kasus penipuan. Meski demikian Komisi Pemilihan Myanmar membantah adanya kecurangan, meski mengakui ada 'kekurangan' dalam daftar pemilih.

Rapat Paripurna DPR RI

Dibawa ke Paripurna, Ini 10 Poin Evaluasi Komisi II DPR terhadap Kinerja DKPP

Paripurna DPR RI ke-14 menyetujui laporan dari Komisi II DPR RI mengenai evaluasi terhadap kinerja pimpinan DKPP RI

img_title
VIVA.co.id
6 Maret 2025