China Iming-imingi Angpau untuk Warganya yang Tak Mudik saat Imlek
- bbc
Sementara tahun ini, seiring kehidupan berangsur normal di berbagai wilayah China, otoritas lokal memprediksi selama periode Chunyun akan terjadi 1,7 miliar perjalanan mudik.
Sebelum arus perjalanan benar-benar bergulir, China berencana memberikan vaksin COVID-19 kepada 50 juta orang atau 3,5% dari total populasi.
Pada saat bersamaan, muncul sejumlah klaster COVID-19 baru di China, terutama di perdesaan.
Kota Tonghua di Provinsi Jilin yang memiliki populasi dua juta orang ditutup setelah muncul 13 kasus positif COVID-19 awal Januari lalu.
Orang-orang yang berada di wilayah dengan kasus positif COVID-19 mendapatkan pesan yang jelas, bahwa mereka tidak dapat melakukan perjalanan mudik pada perayaan Imlek ini.
Dan penduduk di daerah yang tidak diisolasi secara ketat pun akan menghadapi kesulitan untuk mudik.
Komisi Kesehatan Nasional China mewajibkan setiap orang yang kembali ke perdesaan untuk menunjukkan hasil negatif tes COVID-19. Hasil itu harus dikeluarkan tujuh hari sebelum keberangkatan mereka.
Orang-orang dalam kategori ini juga harus menjalani "observasi di rumah" selama 14 hari. Selama masa pengawasan ini mereka tetap dapat meninggalkan rumah, tapi wajib memantau suhu tubuh setiap hari.
Namun selama masa itu, mereka tidak akan diizinkan mengikuti pertemuan yang dihadiri banyak orang. Setiap tujuh hari mereka juga harus menjalani tes COVID-19.
Di media sosial, banyak warga China menilai kebijakan itu akan sangat berdampak pada perantau, terutama yang bekerja di kota dan mudik ke desa.