Logo BBC

COVID-19: Sulit Tidur Saat Pandemi, Apa Itu Coronasomnia?

Gejala insomnia, Getty Images via BBC Indonesia
Gejala insomnia, Getty Images via BBC Indonesia
Sumber :
  • bbc

Masalah itu bisa berdampak serius pada kesehatan dan produktivitas kita.

Namun skala masalahnya berpotensi membawa perubahan, memperkenalkan elemen baru ke dalam cara kita menangani gangguan tidur - dan mengembalikan hidup kita ke jalur yang benar.

Kehidupan yang terganggu

Close up of an alarm clock with a woman lying in bed in the background.
Getty Images
Para ahli mengatakan pada awalnya kita termotivasi untuk melewati tekanan pandemi tetapi seiring waktu kita menjadi kurang mampu mengatasinya

Insomnia, apakah akibat pandemi atau tidak, sulit untuk diatasi.

Terus-menerus mengalami kesulitan tidur atau mengalami kualitas tidur yang buruk, dapat menyebabkan dampak kesehatan jangka panjang termasuk obesitas, kecemasan, depresi, penyakit kardiovaskular, dan diabetes.

Kurang tidur - yang oleh banyak otoritas kesehatan diklasifikasikan sebagai kurang dari tujuh jam semalam - juga memengaruhi pekerjaan Anda; banyak penelitian menunjukkan bahwa hal itu membuat Anda lebih mungkin melakukan kesalahan, merusak konsentrasi Anda, membuat Anda tak tanggap, dan memengaruhi suasana hati Anda.

"Jika Anda mengalami insomnia, Anda tidak sendiri- sebagian besar orang di dunia juga demikian. Ini adalah konsekuensi dari semua perubahan yang kita alami akibat Covid," kata Dr Steven Altchuler, psikiater dan ahli saraf yang mengkhususkan diri dalam pengobatan tidur di Mayo Clinic, salah satu organisasi penelitian medis terbesar di AS.

Banyak faktor yang berperan. Pertama, rutinitas dan lingkungan kita sehari-hari telah terganggu, sehingga sulit untuk menjaga ritme sirkadian kita bekerja seperti waktu normal.

Biasanya, hari-hari kita berjalan sesuai jadwal. Ada perjalanan pulang pergi ke kantor, waktu istirahat dan waktu tidur - tetapi Covid-19 telah mengganggu semua itu.