Joe Biden-Kamala Harris Dilantik Hari Ini, Warga Diminta di Rumah
- Joebiden.com
VIVA – Joe Biden akan dilantik sebagai Presiden ke-46 Amerika Serikat pada Rabu, 20 Januari 2021, siang hari waktu setempat. Presiden yang berasal dari Partai Demokrat itu akan resmi menjabat sebagai presiden negeri Abang Sam untuk masa jabatan selama empat tahun ke depan.
Dilansir dari BBC, secara hukum, hari pelantikan Presiden AS selalu diadakan pada tanggal 20 Januari. Pidato pembukaan biasanya dijadwalkan sekitar pukul 11.30 siang waktu setempat atau pukul 23.30 WIB. Joe Biden bersama wakilnya, Kamala Harris akan dilantik sekitar tengah hari di sana.
Umumnya saat pelantikan Presiden AS, ribuan masyarakat akan datang ke Washington DC memenuhi National Mall, untuk menyaksikan langsung upacara inagurasi presiden. Pada pelantikan Barack Obama misalnya, diperkirakan dua juta orang datang menghadiri pelantikan tersebut.
Namun karena adanya wabah COVID-19, upacara pelantikan akan dilakukan dengan terbatas. Pemerintah mendesak warga AS untuk diam di rumah agar menekan angka penyebaran virus Corona. Stan pawai yang telah dibangun di sepanjang rute parade juga telah diturunkan.
Salah satu tradisi yang akan dilakukan adalah bahwa Biden dan Harris akan tetap mengucapkan sumpah mereka di depan US Capitol menghadap National Mall. Hal ini sesuai tradisi yang dimulai oleh Presiden Ronald Reagan pada tahun 1981.
Sudah menjadi kebiasaan bagi presiden yang akan menyelesaikan masa jabatannya untuk menghadiri pelantikan presiden baru. Namun tahun ini akan menjadi sangat berbeda, lantaran Donald Trump justru akan meninggalkan Gedung Putih beberapa jam sebelum Joe Biden dilantik.
"Kepada semua yang bertanya, saya tidak akan menghadiri pelantikan pada 20 Januari," tulis Trump di akun Twitternya pada 8 Januari lalu. Dia diperkirakan akan melakukan perjalanan ke kediamannya di Florida, Mar-a-Lago.Â
Baca juga:Â Hari Terakhir Jadi Presiden, Donald Trump Rilis Video Perpisahan
Blak-blakan, Presiden Cile Sebut Netanyahu Penjahat Perang
Presiden Cile, Gabriel Boric menggambarkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sebagai penjahat perang
