Presiden Brasil Sebut Vaksin COVID-19 Bisa Ubah Orang Jadi Buaya

Presiden Brasil, Jair Bolsonaro.
Sumber :
  • bbc.com

VIVA – Presiden Brasil Jair Bolsonaro kembali mengecam vaksin COVID-19 dengan mengatakan bahwa suntikan vaksin Pfizer dapat mengubah manusia menjadi buaya. Perumpamaan itu disampaikan karena produsen vaksin tidak bertanggung jawab atas efek samping dari vaksin yang diproduksinya.

BPOM Targetkan WHO Maturity Level 4 untuk Tingkatkan Kualitas Pengawasan Kesehatan Masyarakat

Dalam sebuah pernyataan yang ia sampaikan pada pertengahan Desember 2020 lalu, Bolsonaro juga menyebut vaksin dapat menyebabkan wanita menumbuhkan rambut di wajah. Vaksin pun disebutnya bisa membuat pria berbicara dengan suara seperti wanita.

Baca juga: Diminta Ganti Rugi 1,13 Ton Emas ke Pengusaha Surabaya, Antam Banding

Kini Hadir Cara Mudah Pantau Kesehatan Anak

"Dalam kontrak Pfizer, sangat jelas menyebutkan 'Kami tidak bertanggung jawab atas efek samping apa pun', Jika Anda berubah menjadi buaya, itu masalah Anda," kata Bolsonaro, seperti dilansir Independent.

"Jika Anda menjadi manusia super, jika seorang wanita mulai menumbuhkan janggut atau jika seorang pria mulai berbicara dengan suara feminin, maka (Pfizer) tidak akan ada hubungannya dengan itu," imbuhnya.

Bertemu Prabowo, GAVI Janji akan Perkuat Kerja Vaksin dengan Indonesia

Bolsonaro yang telah sembuh dari COVID-19 awal tahun ini, bersikeras bahwa dia tidak akan menerima suntikan vaksin. Dia pun menegaskan setiap orang punya hak untuk menolak suntikan tersebut.

"Beberapa orang mengatakan saya memberikan contoh yang buruk. Tetapi kepada orang-orang bodoh yang mengatakan ini, saya memberi tahu bahwa saya sudah tertular virus, saya memiliki antibodi, jadi mengapa harus divaksinasi," ungkapnya.

Awal pekan ini, otoritas Brasil telah memberikan persetujuan darurat terhadap penggunaan dua vaksin COVID-19 di antaranya Oxford-AstraZeneca dan Sinovac. Vaksin itu akan didistribusikan ke 27 negara bagian.

Secara keseluruhan, lebih dari 209 ribu kematian terkait COVID-19 telah tercatat di Brasil. Sementara itu Brasil juga menjadi negara dengan kasus COVID-19 tertinggi di dunia, dengan total 8,4 juta kasus infeksi. (ase)

Ilustrasi kasus demam berdarah dengue (DBD)

Pemerintah Kalimantan Timur Gandeng Malaysia Buat Kendalikan Dengue

Menurut studi yang dimuat dalam The New England Journal of Medicine, vaksin DBD dapat mencegah infeksi demam berdarah hingga 80,2 persen.

img_title
VIVA.co.id
22 Desember 2024