Harun Yahya Tolak Dihubungkan dengan Gerakan Fethullah Gulen

Penulis dan pemimpin sekte di Turki, Adnan Oktar alias Harun Yahya
Sumber :
  • Hurriyet

VIVA – Penulis kontroversial dan pemimpin sekte asal Turki, Adnan Oktar alias Harun Yahya, divonis penjara hingga 1.075 tahun oleh Pengadilan Turki. Dia dituduh mendirikan organisasi kejahatan yang melakukan serangkaian tindakan kriminal sejak tahun 2018.

Waspada Rusia, Pabrik Drone Tempur Milik Menantu Erdogan Berdiri di Ukraina

Dilansir dari FirstPost, tokoh kontroversial itu menolak tuduhan yang menghubungkan dirinya dengan Fethullah Gullen. Harun Yahya menegaskan dukungannya terhadap Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, sejak lama.

Oleh karena itu, menghubungkan Harun Yahya dengan ulama Fethullah Gulen sama sekali tidak beralasan. Sebab tidak ada hubungan antara gerakan Gulen dengan Harun Yahya, diduga hal ini untuk mengotori nama baik Fethullah Gulen.

Kronologi Serangan Teroris di Fasilitas Dirgantara Turki

Gerakan Gulen hingga kini mengutamakan perdamaian dan toleransi di seluruh dunia, sehingga jika dihubungkan dengan Harun Yahya merupakan fitnah yang sengaja dilakukan.

"Setiap kali Erdogan terpojok maka isu komunitas Gulen dijadikan sebagai senjata,” ujar profesor hubungan antaragama di Universitas Duke, Carolina, AS, beberapa waktu lalu.

Ini Dalang di Balik Serangan Teror di Fasilitas Kedirgantaraan Turki

Sekitar tahun 90-an, Adnan Oktar bersama pengikutnya pernah menyatakan dukungan kepada Necmettin Erbakan yang merupakan mantan Perdana Menteri dan mantan Ketua Partai Kesejahteraan, yang kemudian berubah menjadi Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) yang kini berkuasa dan dipimpin oleh Presiden Erdogan.

Sehingga saat ditangkap pada 11 Juli 2018 lalu, Harun Yahya terkejut karena dia adalah pendukung Erdogan dalam pemilihan umum Juni sebelumnya.

Baca juga: Kontroversi Harun Yahya, Penentang Evolusi Darwin Pacari 1.000 Kittens

Ilustrasi Sidang Majelis Umum PBB

Utusan Turki di PBB Blak-blakan Serukan Embargo Senjata terhadap Israel

Perwakilan Turki untuk PBB mengumumkan bahwa Turki, bersama koalisi negara-negara utama, telah mengeluarkan surat menyerukan penghentian transfer senjata ke Israel.

img_title
VIVA.co.id
30 Oktober 2024