Sekjen PBB: Kita Telah Meracuni Udara, Tanah dan Air
- dw
Pemimpin politik, wakil organisasi internasional dan pelaku ekonomi dari lebih 50 negara ikut serta dalam One Planet Summit yang digelar Prancis dengan dukungan PBB. Mereka berjanji untuk menciptakan kawasan lindung yang mencakup 30 persen daratan dan lautan dunia.
Apa yang disebut inisiatif "30-30" dimaksudkan untuk menjadi landasan bagi pertemuan keanekaragaman hayati di Kunming, Cina, yang ditunda tahun lalu karena pandemi virus corona. Namun Beijing hingga kini belum mengumumkan tanggal yang baru untuk konferensi internasional itu. Sebuah sumber yang terlibat dalam persiapan tersebut mengatakan kepada kantor berita AFP, kemungkinan itu akan berlangsung pada awal Oktober.
"Sampai sekarang, kita terus menghancurkan planet kita, menyalahgunakannya seolah-olah kita memiliki planet cadangan," kata Sekjen PBB Antonio Guterres pada One Planet Summit di Paris melalui tautan video dari New York.
"Kita telah meracuni udara, tanah dan air, dan mengisi lautan kita dengan plastik. Dan sekarang alam menyerang balik," katanya, menunjuk pada krisis pandemi corona sebagai contoh kasus.
Sebuah laporan penting PBB tahun 2019 memperingatkan bahwa satu juta spesies, sekitar satu dari delapan, terancam, sebagian besar karena hilangnya habitat dan nafsu makan manusia yang terus berkembang.
Biodiversitas penting untuk redam perubahan iklim
Dampak perubahan iklim baru-baru ini mulai terasa. Rata-rata lahan seluas satu lapangan sepak bola di hutan tropis alami ditebang atau dibakar setiap enam detik, kata Antonio Guterres. Target keanekaragaman hayati yang ditetapkan satu dekade lalu oleh negara-negara di dunia semuanya tidak berhasil dicapai, tambahnya. Melindungi alam adalah faktor penting untuk memerangi perubahan iklim.