Logo DW

Benarkah Ada Hak Istimewa untuk Penerima Vaksin COVID-19?

Frank Hoermann/SvenSimon/picture alliance
Frank Hoermann/SvenSimon/picture alliance
Sumber :
  • dw

Di AS, beberapa perusahaan sudah mulai mengembangkan sistem online yang memungkinkan pengguna dapat mengunggah informasi vaksinasi mereka, terlepas dari ada atau tidaknya aturan negara yang mewajibkannya hal tersebut.

Sementara itu, raksasa teknologi AS IBM telah menciptakan Digital Health Pass yang berpotensi mengecualikan mereka yang tidak disuntik vaksin COVID-19 dari bisnis tertentu. Meski tentu saja, sistem itu tidak dipasarkan demikian.

Sistem ini "dirancang untuk memungkinkan organisasi memverifikasi kredensial kesehatan untuk karyawan, pelanggan, dan pengunjung yang memasuki area mereka berdasarkan kriteria yang ditentukan oleh organisasi," kata situs web IBM.

Tetapi apakah rencana seperti itu akan menawarkan rasa aman yang palsu? Kembali ke Jerman, Karl Lauterbach, politisi Sosial Demokrat sekaligus seorang ahli epidemiologi, juga menentang pemberian hak khusus untuk vaksinasi karena alasan ilmiah dan moral. "Tidak dapat dikesampingkan bahwa orang yang telah disuntik vaksin masih mungkin menginfeksi orang lain," katanya kepada grup media Funke.

Lauterbach mengatakan bahwa terlalu cepat mengizinkan bisnis dibuka kembali juga merupakan fatamorgana. “Yang benar-benar berbahaya bagi perekonomian adalah terus-menerus membuka (bisnis) dan menutup kehidupan masyarakat,” ujarnya. "Pertanyaan apakah sekelompok kecil orang yang telah disuntik vaksin diizinkan untuk melakukan lebih dari yang lain, agak tidak relevan berdasarkan situasi ini." (pkp/ha)