Kisah Keluarga dengan Kondisi Genetik Amat Langka: Tanpa Sidik Jari
- bbc
Apu Sarker memperlihatkan telapak tangannya ke saya dalam sebuah panggilan video dari rumahnya di Bangladesh. Semuanya tampak biasa saja pada mulanya, tapi ketika saya melihat lebih dekat saya bisa melihat permukaan yang halus di ujung jarinya.
Apu, yang berusia 22 tahun, tinggal dengan keluarganya di sebuah desa di utara distrik Rajshahi. ia bekerja sebagai asisten medis sampai baru-baru ini. Ayah dan kakeknya adalah petani.
Seluruh pria di keluarganya tampak mengalami mutasi genetik yang sangat langka, yang diperkirakan hanya dialami oleh sejumlah kecil keluarga di seluruh dunia: mereka tidak memiliki sidik jari.
Pada masa kakeknya masih muda, tak memiliki sidik jari bukanlah masalah besar. "Saya pikir dia tak pernah menganggapnya sebagai suatu masalah," tutur Apu.
Namun, dalam beberapa dekade terakhir, alur kecil yang berputar di sekitar ujung jari kita - dikenal dengan sebutan dermatoglyph - telah menjadi data biometrik yang paling banyak dikumpulkan di dunia.
Kita menggunakannya untuk segala hal, mulai dari di bandara hingga menggunakan hak suara dalam pemilu dan membuka ponsel pintar kita.
Pada 2008, ketika Apu masih kanak-kanak, Bangladesh memperkenalkan kartu identitas nasional bagi para orang dewasa dengan database yang memerlukan sidik jari jempol.
Para petugas yang bingung tidak tahu bagaimana cara memproses kartu identitas untuk ayah Apu, Amal Sarker.