Muncul Corona Baru, Sejumlah Negara Larang Perjalanan ke Inggris
- Pixabay
VIVA – Argentina, Chili, Kolombia dan Kanada termasuk dalam negara-negara yang melarang perjalanan ke dan dari Inggris, untuk mencegah penyebaran virus corona jenis baru yang tengah menyerang Inggris bagian tenggara.
Dilansir dari Al Jazeera, larangan perjalanan ini disampaikan beberapa jam setelah Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, mengumumkan bahwa pertemuan besar selama Hari Natal di London, dan daerah sekitar harus dibatalkan, karena infeksi menyebar dengan cepat disebabkan oleh varian baru virus corona tersebut.
Johnson juga menempatkan Inggris di bawah lockdown Tier 4 yang ketat. Hal ini menyebabkan warga dari Prancis, Jerman, Italia, Belanda, Belgia, Austria, Irlandia dan Bulgaria juga memberlakukan pembatasan perjalanan ke Inggris.
Baca juga:Â VUI-202012/01, Varian Baru COVID-19 yang 70 Persen Lebih Menular
Kementerian Dalam Negeri Argentina mengatakan dalam pernyataan, bahwa penerbangan terakhir dari Inggris sebelum penangguhan dimulai, dijadwalkan tiba di Buenos Aires pada Senin pagi. Penumpang dan awak yang tiba dengan penerbangan itu diwajibkan menjalani karantina selama tujuh hari.
Kanada mengumumkan pembatasan perjalanan sejak Minggu malam kemarin. Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau mengatakan, selama 72 jam mulai tengah malam sejak 20 Desember, semua penerbangan dari Inggris akan dilarang memasuki Kanada.
Kemarin, Menteri Kesehatan Inggris, Matt Hancock, mengeluarkan peringatan menyebut varian baru virus corona ini menyebar di luar kendali. Inggris mencatat 35.928 kasus baru yang dikonfirmasi, bertambah dua kali lipat dari jumlah kasus pekan lalu.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menjelaskan mereka telah melakukan kontak dekat dengan pejabat Inggris tentang varian virus COVID-19 yang baru dan berjanji untuk menginformasikan pemberitahuan lebih lanjut kepada publik.
Sebelumnya, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan varian baru virus corona 70 persen lebih cepat menular daripada jenis yang sudah ada. Hal ini tampaknya berakibat terhadap meningkatnya angka kasus baru di London dan Inggris selatan.
Namun, "tidak ada bukti yang menunjukkan (varian) itu lebih mematikan atau menyebabkan penyakit yang lebih parah," atau bahwa vaksin akan kurang efektif melawannya, kata Johnson. (ren)