Kaleidoskop Dunia 2020: Pemilu AS Donald Trump Tumbang
- Sumber BBC
VIVA – Tahun 2020 merupakan tahun penting dalam dunia internasional tak lain karena tahun ini Amerika Serikat sebagai salah satu major powers mengadakan Pemilu. Tampuk kekuasaan kemudian berpindah. Donald Trump yang menjadi figur kontroversi dunia selama jadi Presiden AS itu kalah. Pemimpin baru AS Joe Biden siap memimpin negara itu dengan segala janji-janjinya.
1. Donald Trump dan Joe Biden
Pemilu Amerika Serikat (AS) tahun 2020 diikuti dua pasangan calon yakni dari Partai Republik dan Partai Demokrat sebagaimana biasanya. Partai Republik tetap mengusung calon petahana presiden Donald Trump dan Mike Pence. Sementara Partai Republik memajukan pasangan calon Presiden Joe Biden dan calon Wakil Presiden Kamala Harris.
Joe Biden merupakan mantan Wakil Presiden pada periode Presiden AS Barrack Obama yang digantikan Donald Trump.
2. Perang Opini Capres di Media Sosial hingga Debat Publik
Calon Presiden Donald Trump cukup banyak diserang dalam kegagalannya menangani COVID-19 yang mewabah di dunia dan makan korban cukup banyak di AS. Diketahui, AS termasuk negara yang angka infeksi COVID-19 termasuk paling banyak dunia. Lawan politiknya kemudian gencar mengkritik hal ini selain menyoroti kebijakan Donald Trump yang dianggap tak ramah kepada para pendatang dan imigran.
Kubu Demokrat Joe-Biden dan Harris juga mencoba menarik pemilih para imigran dan keturunannya hingga Muslim AS. Dalam debat publik pertama, Joe Biden dianggap cukup substantif dibandingkan Trump meski belum memuaskan publik AS. Sementara Trump lebih banyak meneriaki dan menanggapi hal yang dianggap kurang penting.
3. Trump Kena COVID-19
Tak lama setelah diadakannya debat perdana capres AS, Donald Trump dan istrinya Melania Trump diumumkan positif COVID-19. Hal ini yang membuat debat selanjutnya tak lagi diadakan tatap muka sekalipun berjarak. Namun Trump hanya hitungan hari mengisolasi diri dan kemudian mengumumkan dirinya sudah sembuh.
Trump yang positif COVID-19 juga jadi sorotan mengingat dia dan kaluarganya apabila di depan publik kerap menolak menggunakan masker. Lagi-lagi Demokrat menjadikan isu COVID-19 menjadi isu krusial untuk menyarang Trump.
4. Pemilu AS Joe Biden Ungguli Donald Trump
Hari H berlangsung pada 3 November 2020. Penghitungan electoral college di negara-negara bagian dilakukan. Lebih dari dua hari akhirnya bisa dipastikan bahwa yang akan unggul adalah Joe Biden.
Yang mengejutkan, di kantong-kantong negara bagian yang dahulunya kerap dimenangkan Partai Republik dengan simbol merah malah membiru alis bisa direbut suaranya oleh Partai Demokrat. Hal ini dianggap tak lepas dari gencarnya komunitas masyarakat mengkampanyekan tak memilih Trump sekaligus makin tingginya partisipasi pemilih di AS sekalipun masa pandemi.
Banyak suara yang masuk dikirimkan dengan mail ballot alias pos.
5. Trump Tak Mau Akui Kalah
Donald Trump namun tak mau mengakui kekalahan hingga berhari-hari bahkan sepekan setelahnya dan menuding Joe Biden dan timnya melakukan kampanye. Dia menyiapkan tim hukum untuk menggugat pemungutan suara ulang di sejumlah negara bagian.
Joe Biden dalam beberapa hari sudah memimpin dalam hasil pemungutan suara di negara bagian utama yang menjadi medan pertempuran antara lain Wisconsin, Pennsylvania, Arizona dan Florida.
Jajak pendapat New York Times menunjukkan Biden memimpin Trump dengan selisih enam poin di Arizona, tiga di Florida, enam di Pennsylvania dan 11 di Wisconsin. Sementara margin of error di Florida adalah sebesar 3,2 poin.
Jajak pendapat CNN Amerika yang dirilis Sabtu akhir pekan saat itu juga membawa kabar baik bagi Biden. Dia memimpin Trump dengan empat poin di Arizona, delapan poin di Wisconsin dan enam poin di North Carolina.
6. Trump Akui Joe Biden Menang
Untuk pertama kalinya Donald Trump mengakui Joe Biden menang walau dia belum sepenuhnya mengakui kekalahan. Trump tetap mengisyaratkan bahwa Biden menang hanya karena curang. Tudingan itu masih terus dia gulirkan.
Dikutip dari BBC, Trump telah mengajukan banyak gugatan hukum di sejumlah negara bagian, tetapi belum memberikan bukti apa pun untuk mendukung klaimnya.
Semua gugatan hukumnya tak berhasil, sejauh ini. Bahkan pejabat pemilu mengatakan bahwa pemungutan suara adalah paling aman dalam sejarah Amerika. Oleh karena itu tidak ada bukti bahwa sistem pemungutan suara menghapus, menghilangkan suara maupun mengubah suara.
Joe Biden kini dicatat sebagai Presiden AS terpilih yang paling tua yang pernah ada.