Logo DW

Kisah Pemuda Keturunan Bali Tembus Final The Voice of Germany 2020

privat
privat
Sumber :
  • dw

Lahir dan besar di Hannover, Jerman, Tosari Udayana adalah pemegang paspor Republik Indonesia. Ayahnya, Andreyasa Udayana, adalah seorang dokter spesialis yang juga bekerja di kota Hannover.

Bakat seni Tosari tampaknya didapat dari kakek buyutnya, A.A. Pandji Tisna, pujangga baru sastra Indonesia yang juga keturunan Raja Buleleng. Karya A.A. Pandji Tisna yang terkenal adalah "Sukreni Gadis Bali" dan "I Swasta: Setahun di Bedahulu".

Kepada DW Indonesia, Andreyasa Udayana sempat berkisah tentang tradisi mereka berlibur ke rumah keluarga di Bali setiap tahun, tepatnya ke Puri Singaraja di Lovina, Buleleng. "Kami juga selalu ziarah ke makam leluhur, A.A. Pandji Tisna, di Kaliasem Pacung, Tabanan," ujar Andreyasa.

Sebagai ayah, Andreyasa bercerita tentang bakat musik Tosari. "Sejak kecil saya tanamkan pada anak-anak saya untuk menguasai satu instrumen musik dan satu cabang olahraga. Tosari dapat memainkan piano, biola dan gitar. Di sela-sela kegiatannya, ia juga menyempatkan kursus menyanyi."

Saat menjelang final, Tosari berada di Berlin. Jadwal latihannya amat padat. Di sela-sela jam istirahat dan antrian wawancara dengan media Jerman, ia hanya punya waktu 10 menit untuk wawancara dengan DW Indonesia lewat skype.

Tosari mengatakan bahwa ia senang sekali sudah mencapai babak final. Berada dalam tim Mark Forster, ia merasa tertantang tetapi santai. "Kami para finalis tidak merasa saling berkompetisi, kami berteman dan banyak bercanda, walaupun jadwal latihan sangat padat."

Berlaga di tengah masa lockdown