Logo DW

Fitur Pengenal Wajah Uighur Milik Alibaba Terungkap Tuai Kecaman

picture-alliance/Imaginechina/H. Lili
picture-alliance/Imaginechina/H. Lili
Sumber :
  • dw

Sebuah perusahaan riset pengawasan yang berbasis di Amerika Serikat (AS), IPVM, mengungkapkan fitur perangkat lunak pengenal wajah membuat Alibaba, salah satu perusahaan paling berpengaruh di dunia, terlibat dalam kontroversi atas perlakuan pemerintah China terhadap warga muslim Uighur.

Sebuah laporan yang diterbitkan IPVM pada hari Rabu (16/12) mengatakan perangkat lunak yang mampu mengidentifikasi warga Uighur tersebut muncul di layanan moderasi konten Cloud Shield Alibaba untuk situs web.

Alibaba menggambarkan Cloud Shield sebagai sistem yang "mendeteksi dan mengenali teks, gambar, video, dan suara yang berisi pornografi, politik, terorisme kekerasan, iklan, dan spam, serta memberikan verifikasi, penandaan, konfigurasi khusus, dan kemampuan lainnya."

Catatan teknologi yang telah diarsipkan menunjukkan fitur itu dapat melakukan tugas-tugas seperti "pemeriksaan kacamata", "deteksi senyuman", dan secara khusus, "apakah si pengguna itu Uighur?"

Akibatnya, jika seorang warga Uighur menyiarkan langsung video di situs web yang mendaftar ke Cloud Shield, perangkat lunak tersebut dapat mendeteksi bahwa pengguna adalah orang Uighur dan muncul rekomendasi untuk video itu ditinjau atau dihapus, kata peneliti IPVM, Charles Rollet kepada Reuters.

Alibaba mengaku kecewa

Sementara dalam sebuah pernyataan pada Kamis (17/12) malam, Alibaba mengungkapkan kekecewaannya terhadap Alibaba Cloud yang mengembangkan fitur tersebut.

Teknologi itu hanya digunakan untuk pengujian kemampuan dan tidak digunakan oleh pelanggan mana pun, kata Alibaba, seraya menambahkan bahwa perusahaannya telah "menghilangkan label terhadap etnis apa pun" dalam produknya. Alibaba tidak menyebut etnis Uighur dalam pernyataannya.

"Kami tidak akan mengizinkan teknologi kami digunakan untuk menargetkan atau mengidentifikasi kelompok etnis tertentu," tambahnya.