Logo ABC

Para Peneliti Vaksin COVID-19 Jadi Sasaran Serangan Siber

Perusahaan keamanan siber Crowdstrike melukiskan Fancy Bear sebagai kelompok peretas yang menarget para peneliti vaksin COVID.
Perusahaan keamanan siber Crowdstrike melukiskan Fancy Bear sebagai kelompok peretas yang menarget para peneliti vaksin COVID.
Sumber :
  • abc

Serangan terus berlangsung

Kelompok APT dan peretas lainnya terus melancarkan serangan, ibaratnya terus menggedor "pintu" sistem TI perusahaan dan fasilitas penelitian. Tujuannya untuk menguji pertahanan sasaran.

Ini terjadi jauh sebelum COVID. Meskipun jarang diberitakan, serangan berlangsung terus melalui malware, virus, dan upaya lain untuk menembus pertahanan untuk melihat apa yang ada di dalamnya.

Apakah peneliti COVID benar-benar menjadi sasaran, atau ini hanya salah tafsir tentang serangan oportunistik dan acak?

Pusat Keamanan Siber Australia (ACSC) menyatakan, fasilitas penelitian dan organisasi sektor kesehatan telah menjadi sasaran sebelum pandemi.

"ACSC memberikan nasihat teknis keamanan siber dan bimbingan kepada organisasi yang terlibat dalam penelitian vaksin COVID-19, distribusi manufaktur, dan manajemen rantai pasokan," kata ACSC.

Sergei Shevchenko, kepala teknologi di perusahaan keamanan siber Australia Prevasio, mengatakan sulit untuk menentukan mana serangan yang ditargetkan dan mana serangan acak.

Banyak serangan yang terjadi secara otomatis. Artinya, begitu server sasaran nyala secara online, maka server itu langsung dibombardir.

"Ada sistem yang disiapkan secara otomatis memindai alamat server dan mengeksploitasinya," jelas Sergei.

Ia berkata, kelompok APT biasanya menggunakan "bendera palsu" untuk membingkai kelompok mereka dari kaitan dengan negara tertentu.

Kelompok Lazarus, misalnya, terkadang berpura-pura menjadi orang Rusia.

"Lazarus sangat canggung dalam menggunakan bendera Rusia," katanya.