Logo ABC

Inilah Lapangan Kerja yang Banyak Eksploitasi Migran di Australia

Mark Morey, seorang pengurus serikat pekerja di Sydney, berbicara dengan Anna, pekerja kebersihan yang dibayar dengan upah lebih rendah dari ketentuan upah minimum.
Mark Morey, seorang pengurus serikat pekerja di Sydney, berbicara dengan Anna, pekerja kebersihan yang dibayar dengan upah lebih rendah dari ketentuan upah minimum.
Sumber :
  • abc

Flickr: cbgrfx123 CC BY-SA 2.0

Jenis pekerjaan dengan upah di bawah ketentuan

Ketua Unions NSW, Mark Morey mengatakan survei terhadap iklan lowongan kerja menemukan sektor konstruksi sebagai industri yang paling buruk dalam hal pencurian upah pekerja migran.

Survei itu menyebutkan 97,3 persen pekerjaan konstruksi yang diiklankan dalam bahasa asing menawarkan gaji di bawah upah minimum.

Disusul oleh lowongan kerja "cleaning service" sebesar 91,8 persen, salon kecantikan 87,9 persen, makanan cepat saji 87,5 persen, pekerja ritel 87,1 persen, perhotelan 87 persen, serta sektor transportasi sebanyak 66,7 persen.

"Yang terjadi sekarang di negara ini adalah sistem hubungan industrial yang menyatu dengan sistem imigrasi," jelas Mark Morey.

"Kita memiliki lebih dari sejuta pekerja yang menggunakan berbagai macam visa. Selama COVID ini, sejumlah pengusaha semakin mengeksploitasi pekerja migran," katanya.

"Jadi sekarang di Australia ada angkatan kerja lapis kedua yang tidak bisa mendapatkan hak-hak mereka," ujar Mark.

Juru bicara FWO yang dihubungi ABC menjelaskan pihaknya menghentikan seluruh kegiatan inspeksi bisnis selama pandemi dan hanya melakukan pekerjaan di kantor.