AS Curigai China Ciptakan Militer Super Berkekuatan Bioteknologi
- Shanghaiist
VIVA – Pemerintah China dituduh tengah melakukan uji coba pada pasukan militer negaranya agar memiliki kekuatan super dengan melakukan pengembangan secara biologis.
Direktur Intelijen Nasional Amerika Serikat (AS) John Ratcliffe membuat klaim tersebut dalam sebuah editorial surat kabar. Dia menyebut China merupakan ancaman terbesar bagi Amerika saat ini.
Dalam editorial WSJ, Ratcliffe menyebut sebelumnya upaya intelijen AS berfokus pada anti-terorisme dan Rusia. Namun belakangan ini AS mengalihkan sumber daya mereka untuk berfokus pada China.
"Kecerdasannya jelas. Beijing bermaksud mendominasi AS dan seluruh dunia secara ekonomi, militer dan teknologi. Banyak inisiatif publik China dan perusahaan terkemuka hanya kamuflase dari aktivitas Partai Komunis China," tulis Ratcliffe, seperti diberitakan The Sun.
Dia menyebut intelijen AS menemukan China melakukan pengujian manusia pada Tentara Pembebasan Rakyat (PLA). Hal itu dilakukan dengan harapan negara itu mengembangkan tentara dengan kemampuan yang bisa ditingkatkan secara biologis. Namun ia tak memberikan rincian lebih lanjut mengenai informasi tersebut.
Beberapa waktu lalu akademisi pernah mengangkat mengenai ambisi China menggunakan modifikasi genetik, untuk meningkatkan kinerja tentara mereka di medan perang. Tahun lalu sebuah makalah penelitian menguraikan rencana China menerapkan bioteknologi untuk meningkatkan kapasitas militernya.
"Sementara potensi pemanfaatan [pengeditan gen] untuk meningkatkan kemampuan manusia di medan perang masa depan tetap hanya merupakan kemungkinan hipotetis saat ini, ada indikasi bahwa peneliti militer China mulai mengeksplorasi potensinya," tulis makalah tersebut.
Surat kabar itu juga mengutip seorang jenderal China yang berbicara pada 2017 lalu, yang mengatakan bahwa bioteknologi modern akan memiliki pengaruh revolusioner pada senjata dan peralatan, ruang tempur, bentuk peperangan serta teori militer.