Vaksin COVID-19 Moderna Klaim 94 Persen Efektif Beri Imunitas
- Pixabay/Elchinator
VIVA – Perusahaan bioteknologi Amerika Serikat, Moderna, telah meminta otoritas AS dan Eropa untuk mengizinkan penggunaan darurat vaksin COVID-19. Hal ini setelah suntikan vaksin buatan mereka teruji mampu memberikan imunitas kuat bagi manusia.
"Moderna hari ini berencana meminta Emergency Use Authorization dari US Food and Drug Administration (FDA) dan mengajukan izin pemasaran bersyarat dengan European Medicines Agency (EMA)" tulis pernyataan Moderna, seperti dilansir Al Jazeera.
Sejak pertama kali terdeteksi di China hampir setahun yang lalu, COVID-19 hingga kini telah membunuh lebih dari 1,4 juta orang di seluruh dunia. Di AS, fasilitas rumah sakit mulai kewalahan sebab penambahan kasus harian bisa mencapai 160 ribu kasus baru.
Baca juga: IDI Ungkap Pemicu Hasil Tes COVID-19 Bisa Berbeda
Selain Moderna, beberapa perusahaan farmasi lain yang juga akan memulai vaksinasi pada Desember ini adalah Pfizer dan mitranya dari Jerman, BioNTech.
Sejauh ini Moderna membuat suntikan vaksin dengan Institut Kesehatan Nasional AS, dan sudah mendapat petunjuk bahwa mereka berhasil. Namun Moderna masih memerlukan hasil akhir, yang membuktikan vaksin itu lebih dari 94 persen efektif dalam mencegah COVID-19, berdasarkan data sementara dari uji klinis tahap akhir.
Moderna menjadi pengembang kedua yang melaporkan hasil yang jauh melebihi harapan setelah Pfizer dan mitranya BioNTech. Uni Eropa telah melakukan pembicaraan dengan Moderna untuk vaksin COVID-19 eksperimental setidaknya sejak Juli lalu.
Awal pekan lalu, seorang pejabat Uni Eropa yang terlibat dalam pembicaraan tersebut mengatakan Komisi Eropa ingin mencapai kesepakatan dengan Moderna untuk pasokan jutaan dosis kandidat vaksinnya dengan harga di bawah US$25 per dosis.
Kepala Eksekutif perusahaan bioteknologi Moderna, Stephane Bancel, mengatakan harga per dosis kandidat vaksin COVID-19 dari perusahaannya akan ditetapkan antara US$25 (Rp350 ribu) sampai US$37 (Rp525 ribu) untuk pemerintah.
"Karena itu biaya vaksin kami hampir sama dengan suntikan flu, yaitu antara US$10 dan US$50," kata Bancel seperti dikutip Channel News Asia, Minggu, 22 November 2020. (ren)