Yusuf al-Annabi, Emir Baru Al-Qaeda di Afrika Utara
- dw
Meski demikian, pengakuan terhadapnya sebagai pemimpin AQIM diyakini tidak telalu menonjol di kalangan jihadis muda.
“Annabi dikenal, setidaknya bagi saya, sebagai seorang ahli propaganda dan seorang pseudo-ulama, ketimbang figur operasional,” kata Alex Thurston, analis politik di University of Cincinnati yang fokus pada Islam di barat laut Afrika.
“Menunjuk seseorang yang tidak memiliki pengalaman operasional seperti Droukdel, bagi saya merupakan sebuah pertanda sebuah organisasi yang lemah,” imbuhnya, sembari menambahkan bahwa AQMI “sedang berjuang agar tetap relevan, tanpa otoritas yang karismatik.”
Analis di Counter Extremism Project, lembaga nonprofit di New York, AS, meyakini hubungan pribadi antara Annabi dan Droukdel sempat meregang. Situasi ini turut membebani hubungan antara emir di Aljazair dan gerakan yang dipimpin Iyad Ag Ghaly, seorang muslim Touareg, di Mali.
Meski sudah menyatakan kesetiaan kepada al-Qaeda, Ghaly menikmati hak otonomi yang luas dari pendahulu Annabi. Apakah dia akan merawat status quo itu, atau merombak jejaring jihad al-Qaeda, akan menentukan perkembangan gerakan teror di Afrika.
Ketegangan baru antara jihadis Afrika
“Selalu ada ketegangan antara para gerilayawan di lapangan di utara Mali, dengan emir AQIM yang sangat terisolasi di Aljazair,” kata Elie Tenenbaum, peneliti French Institute of International Relations (IFRI).