Hadiri KTT APEC, Jokowi Singgung Fondasi Kebersamaan Melemah
- Istimewa
VIVA – Presiden Joko Widodo Jumat malam menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi Kerjasama Ekonomi Asia-Pasifik (KTT APEC), yang digelar secara virtual dari Istana Bogor, Jawa Barat. Dalam KTT ini hadir 21 pemimpin dari negara-negara anggota APEC.
Dalam pertemuan virtual tersebut, terdapat dua agenda utama yang menjadi pembahasan para pemimpin negara di antaranya kerja sama penanganan COVID-19 dan upaya pemulihan ekonomi di kawasan, serta pembahasan visi APEC pasca 2020 yang dinamakan APEC Putrajaya Vision 2040.
"Bagi Indonesia, APEC merupakan pertemuan penting, mengingat dilakukan di tengah situasi pandemi dan menurunnya pertumbuhan ekonomi dunia. Selain itu kita menyaksikan rivalitas yang menajam di antara negara-negara besar," kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, menyampaikan isi pernyataan Jokowi dalam KTT APEC.
Retno mengatakan dalam KTT APEC tahun ini, Presiden Jokowi menyampaikan bahwa terobosan besar yang dilakukan APEC di tahun 1994 melalui Bogor Goals, masih relevan hingga saat ini.
"Antara lain pentingnya memperkokoh sistem pasar terbuka dan multilateralisme, tebalnya spirit saling membantu, bekerja sama untuk mencapai tatanan ekonomi yang menguntungkan semua pihak," ungkap menlu.
Selain itu, Presiden Jokowi juga manyampaikan bahwa ini saatnya bagi APEC untuk membangun kembali komitmen dalam merajut visi APEC pasca 2020. Bahkan presiden menyebut fondasi kebersamaan yang dibangun di masa lalu, kini cenderung melemah.
"Ekonomi APEC juga mengalami kontraksi PDB hingga 2,7 persen dan 74 juta penduduk kehilangan mata pencaharian. Secara bersama APEC harus membalikkan keadaan ini, maka dalam kesempatan ini presiden menyampaikan tiga hal penting," kata Retno.
Pertama, yakni kembali merajut strategic trust. Visi APEC pasca 2020 harus dijadikan momentum untuk mempertebal strategic trust, guna mewujudkan kerja sama yang saling menguntungkan.
Kedua, penting untuk mengaktivkan pertumbuhan ekonomi APEC. Presiden Jokowi berharap akan terjadi pertumbuhan positif dan upaya itu harus didorong mulai saat ini. Misalnya, lewat perjalanan bisnis esensial dengan mengoptimalisasi APEC Bussiness Travel Card, dengan mengedeankan protokol kesehatan.
Ketiga, Presiden Jokowi menegaskan pentingnya melakukan reformasi struktural dan multilateralisme.
"Sebagai penutup dalam pernyataannya, presiden menyampaikan bahwa tidak ada pilihan lain bagi APEC untuk bekerja sama, sebagaimana yang dilakukan di Bogor pada tahun 1994," kata Menlu Retno.
Baca juga:Â Calon Kapolri hingga TNI Didirikan Ulama