Jawaban China Soal Penghancuran Masjid dan Larangan Ibadah Haji
- republika
REPUBLIKA.CO.ID, XINJIANG – Sangat tidak benar mengatakan bahwa ribuan masjid dan situs keagamaan lainnya di Daerah Otonomi Xinjiang Uighur telah dihancurkan atau ditutup secara permanen. Hal ini dikatakan pejabat senior di Xinjiang, China pada konferensi pers sebagai jawaban atas pertanyaan media asing pada Rabu (19/11).
Xinjiang tidak pernah menghancurkan atau menghancurkan secara paksa situs keagamaan. Sebaliknya, Xinjiang telah mengambil serangkaian tindakan untuk melindungi mereka.
Situs keagamaan dalam penggunaan normal, kata Juru Bicara Kantor Informasi Pemerintah Daerah Xinjiang, Elijan Anayit, dilansir dari laman Global Times, Kamis (19/11).
Elijan menanggapi pertanyaan yang diajukan Bloomberg yang menghadiri konferensi pers virtual pada Rabu (18/11).
Menanggapi pertanyaan Bloomberg tentang jumlah orang di pusat pendidikan dan pelatihan kejuruan Xinjiang setiap tahun dari 2017 hingga 2020, Elijan mengatakan bahwa jumlah peserta pelatihan di pusat pelatihan itu dinamis.
Pada 9 Desember 2019, konferensi pers tentang perkembangan stabil Xinjiang mengumumkan bahwa semua peserta pelatihan untuk bahasa dan kata-kata universal nasional, pengetahuan hukum, teknik kejuruan dan de-ekstremitas telah menyelesaikan studi mereka, Mereka memperoleh pekerjaan yang stabil dan menikmati kehidupan normal.
Sementara itu, media dari Tokyo Jepang mengajukan pertanyaan tentang proposal beberapa pejabat Uni Eropa untuk penyelidikan independen ke Xinjiang.