Kejinya Pasukan Elite Australia Bantai Warga Afghanistan Diungkap

Ilustrasi/Senjata api
Sumber :
  • Tudji Martudji/VIVAnews

VIVA – Pasukan Khusus Australia atau pasukan elite negara itu dituduh bertanggung jawab atas pembunuhan di luar hukum terhadap 39 warga Afghanistan. Hal ini terungkap dalam perilisan laporan penyelidikan yang dilakukan sejak tahun 2016 lalu.

Presiden Prabowo dan PM Australia Lakukan Pertemuan, Ini yang Dibahas

Kepala Pasukan Pertahanan, Jenderal Angus Campbell, mengatakan penyelidikan menemukan bukti bahwa anggota pasukan khusus Australia yang merupakan pasukan elite telah membunuh para tahanan, petani atau warga sipil lainnya.

"Laporan menemukan informasi yang dapat dipercaya untuk mendukung 23 insiden dugaan pembunuhan di luar hukum terhadap 39 orang, oleh 25 personel pasukan khusus Australia yang sebagian besar berasal dari Special Air Service Regiment," kata Campbell, yang dilansir Al Jazeera.

Momen Keakraban Presiden Prabowo dan PM Australia 'Sarapan Bareng' di Peru

"Temuan ini menuduh pelanggaran paling serius atas perilaku militer dan nilai-nilai profesional, Pembunuhan di luar hukum, terhadap warga sipil dan tahanan, tidak dapat diterima," imbuhnya.

Beberapa dari mereka yang diduga bertanggung jawab masih bertugas di militer. Sementara lainnya telah meninggalkan angkatan bersenjata. Penyelidikan merekomendasikan 23 insiden yang melibatkan 19 orang dirujuk ke polisi untuk penyelidikan kriminal.

Australia Vs Arab Saudi Berakhir Imbang, Timnas Indonesia Punya Peluang Besar Lolos ke Piala Dunia 2026

Berdasarkan laporan setebal 531 halaman, insiden pembunuhan tersebut tergolong sebagai kejahatan perang, jika diterima oleh juri. Beberapa insiden itu terjadi di antara tahun 2009 dan 2013.

Laporan itu menyebut bahwa mereka mungkin gagal mengungkap semua pelanggaran yang terjadi selama tahun-tahun penyelidikan dan merekomendasikan sebuah mekanisme yang dibentuk untuk menerima dan menilai semua tuduhan kejahatan perang di Afghanistan.

Militer Australia dikerahkan bersama pasukan dari Amerika Serikat dan sekutu lainnya di Afghanistan, setelah serangan 11 September 2001.

Pada tahun-tahun berikutnya, serangkaian laporan kerap muncul tentang perilaku unit pasukan elite mulai dari tahanan yang ditembak mati demi menghemat ruang di helikopter, hingga pembunuhan anak enam tahun dalam penggerebekan di sebuah rumah.

"Warga Afghanistan telah menunggu bertahun-tahun sampai laporan ini keluar. Mereka tidak perlu menunggu lagi selama bertahun-tahun berikutnya untuk mendapatkan keadilan. Saya menyerukan keadilan secara cepat dan independen, atas pembunuhan yang disengaja ini," kata Direktur Human Rights Watch Australia, Elaine Pearson. (ren)
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya