Logo DW

PBB Peringatkan Masa Depan Anak-Anak Terancam karena Pandemi

Imago Images/Pacific Press Agency/R. Sajid Hussain
Imago Images/Pacific Press Agency/R. Sajid Hussain
Sumber :
  • dw

Sehari sebelum peringatan Hari Anak Internasional 20 November, lembaga hak anak dan pendidikan PBB, UNICEF, dalam laporan terbarunya menyebutkan bahwa anak-anak dan remaja menyumbang 11 persen dari kasus virus corona global.

"Sepanjang pandemi Covid-19 ada mitos yang terus berlanjut bahwa anak-anak hampir tidak terpengaruh oleh penyakit itu. Tidak ada yang bisa lebih jauh dari kebenaran," kata direktur eksekutif UNICEF Henrietta Fore dalam sebuah siaran pers.

Dia selanjutnya mengatakan bahwa hambatan dan gangguan terhadap layanan kesehatan dan sosial, serta melonjaknya angka kemiskinan merupakan ancaman terbesar bagi kaum muda.

"Semakin lama krisis berlanjut, semakin dalam dampaknya pada pendidikan, kesehatan, gizi dan kesejahteraan anak-anak. Masa depan seluruh generasi terancam," kata Fore.

Tahun 2020, krisis Covid-19 telah mengakibatkan krisis hak-hak anak. Dampak pandemi pada anak-anak bersifat langsung, dan jika tidak ditangani, dapat berlangsung seumur hidup.

265 juta anak tidak bisa ke sekolah

Laporan UNICEF menemukan penurunan cakupan layanan kesehatan di sepertiga dari 140 negara yang disurvei, terutama karena upaya peredaman wabah corona dan ketakutan akan infeksi Covid-19. Pelayanan yang menurun itu termasuk vaksinasi rutin, rawat jalan, dan layanan kesehatan ibu.

Secara global, 265 juta anak tidak bisa ke sekolah dan kehilangan makanan yang disediakan sekolah selama pandemi, kata UNICEF. Enam hingga tujuh juta anak di bawah usia lima tahun mengalami malnutrisi akut tahun ini, meningkat 14 persen dibanding tahun sebelumnya, kebanyakan di sub-Sahara Afrika dan Asia Selatan.