Militer AS Disebut Beli Data Lokasi dari Aplikasi Muslim Pro
- republika
Motherboard mencatat pengguna aplikasi yang banyak terlibat dalam rantai pasokan data adalah kelompok Muslim. Hal ini patut dicatat, mengingat puluhan tahun AS mengumumkan perang di negara-negara mayoritas Muslim, termasuk Afghanistan, Irak dan Pakistan.
Dalam sebuah pernyataan, Senator Ron Wyden mengatakan X-Mode menjual data lokasi yang diambil dari telepon AS ke pelanggan militer AS. "Dalam panggilan telepon September dengan kantor saya, pengacara untuk broker data X-Mode Social mengonfirmasi perusahaan tersebut menjual data yang dikumpulkan dari telepon di AS ke pelanggan militer AS, melalui kontraktor pertahanan," kata dia.
Ia melanjutkan, mengutip perjanjian non-disclosure, perusahaan tersebut menolak mengidentifikasi kontraktor pertahanan tertentu atau lembaga pemerintah tertentu yang membeli data tersebut. Dalam wawancara dengan CNN pada April, CEO X-Mode Joshua Anton, mengatakan perusahaan melacak 25 juta perangkat di Amerika Serikat setiap bulan.
Sebanyak 40 juta pelacakan dilakukan di tempat lain, termasuk Uni Eropa, Amerika Latin, dan kawasan Asia-Pasifik. Direktur Fakultas di Berkeley Center for Law and Technology, Chris Hoofnagle, mengatakan meskipun aplikasi tersebut menyertakan informasi tentang privasi dalam pengungkapannya, banyak pengguna akan terkejut dengan gagasan data mereka dijual ke militer AS.
"Pertanyaan yang harus diajukan adalah apakah konsumen dari layanan ini akan meramalkan penggunaan ini dan menyetujui jika secara eksplisit data mereka diminta," kata Hoofnagle.
Ia juga menyebut, pengguna yang bukan orang melek teknologi tidak akan menggunakan data militer dalam pikiran mereka. Hal ini juga tidak akan terpikirkan bahkan jika mereka membaca laporan terbuka.
https://www.middleeasteye.net/news/us-military-buying-location-data-popular-muslim-app