Perempuan Diimbau Aktif Redakan Kebencian Lewat Dialog
- dw
Oegroseno menyebutkan kawasan Asia Selatan dan Asia Tenggara menyimpan keragaman yang kompleks. Agama tidak sendirian menjadi pembeda, melainkan juga tingkat ekonomi, sosial dan politik.
Sebab itu pula kawasan ini rentan konflik antaretnis, atau gejolak politik di tingkat nasional. Sebab itu pula resolusi konflik dan mekanisme perdamaian menjadi isu yang relevan. Menurutnya pendekatan melalui dialog antaragama merupakan salah satu elemen yang sangat penting untuk tercapainya resolusi konflik di kawasan.
Adapun Emina Frljak, Koordinator Youth for Peace di Bosnia dan Herzegovina, mewanti-wanti bahwa kegagalan dialog akan meningkatkan eskalasi kekerasan. “Kita hidup di dunia yang terpecah-pecah, di dunia di mana kekerasan terus meningkat, di mana konflik kian merebak,” kata dia.
“Jika seseorang melakukan tindak kekerasan atas nama Islam, maka umat muslim yang sebanyak 1,6 miliar di seluruh dunia tidak bisa disalahkan atas tindakan tersebut. Tapi jika kekerasan terjadi, kita sebagai komunitas multiagama harus bersuara bersama dan mengatakan, ini bukan agama kami.”
Dalam hal ini, agama bisa membuka pintu bagi terciptanya dialog damai, kata Yenny Wahid, Direktur Wahid Institute. Menurutnya agama memiliki keterikatan emosional sangat erat dalam masyarakat. Saat ini sekitar 80% penduduk dunia merupakan pemeluk agama atau kepercayaan yang berbeda-beda.
“Karena kita yakin, semua agama mengajarkan perdamaian kepada umatnya,” tutur Yenny.
rzn/vlz