Banyak Mantan Pasien COVID-19 Derita Efek Masalah Psikis
- dw
Para ilmuwan Inggris itu dalam waktu bersamaan juga memperingatkan, analisis data kesehatan elektronik itu jangan ditafsir berlebihan. Karena untuk abnormalitas itu belum ada penjelasan ilmiah yang meyakinkan. Pasalnya, berdasar data itu, orang dengan gangguan psikis, punya risiko 65% lebih tinggi untuk tertular virus SARS CoV-2.
Selain itu, kasus penyakit demensia pada pasien Covid-19 dalam rentang waktu 3 bulan, meningkat dua kali lipat dari biasanya. Ini tidak harus berarti bahwa virus corona memiliki pengaruh langsung pada otak.
“Kemunginan kasus demensia lebih sering didiagnosa, karena semakin banyak orang juga diperiksa oleh dokter“ ujar Paul Harrison, Professor untuk psikiatri di University of Oxford.
Selain itu banyak faktor yang tidak tercakup dalam analisa data. Misalnya jenis kelamin, usia, apakah pasien merokok atau kecanduan narkoba. Semua faktor itu turut berpengaruh pada meningkatnya risiko terkena penyakit psikis.
Riset itu tidak memasukkan aspek sosio ekonomi para pasien serta stres secara umum akibat pandemi. Diketahui, risiko gangguan psikis pada kelompok miskin yang tinggal di pemukiman buruk, kumuh dan berdesakan jauh lebih tinggi.
Baru di tahun-tahun mendatang akan terlihat, dalam besaran seperti apa virus corona itu benar-benar memicu efek merugikan jangka panjang dan jadi penyebab penyakit psikis.
Alexander Freund (as/gtp)