Dua Kali Ikan asal Indonesia ke China Positif Corona, Kok Bisa
- abc
Peneliti Biomolekuler dari Australian National University (ANU) dan Direktur Utama Lipotek Australia, Dr Ines Atmosukarto menilai, penangguhan impor ikan beku asal Indonesia ini bisa dilihat dari dua sisi.
Dari sisi Indonesia, menurut Ines, temuan ini berarti protokol kesehatan di tempat pengepakan tidak dilakukan secara optimal.
"Orang yang handle barang-barang tersebut pasti sakit tetapi masih tetap bekerja, dan mereka cukup infectious karena sampai ada sisa-sisa virus pada kemasan," ujar Ines.
"Berarti mungkin mereka nggak pakai masker, karena kalau pakai masker, virus nggak semudah itu untuk jatuh ke permukaan," jelasnya kepada Hellena Souisa.
Sementara dari sisi China, Ines mengatakan, tes yang dilakukan pihak China dengan cara swab pada permukaan kemasan untuk mengidentifikasi adanya DNA virus, mungkin saja ditemukan adanya sisa virus karena tes tersebut sangat sensitif.
"Tapi belum berarti virus itu masih bisa menular. Jadi kita harus membedakan [deteksi] adanya sisa-sisa virus, dengan apakah [sisa] virus tersebut bisa benar-benar menginfeksi orang."
Dr Ines Atmosukarto memperkirakan, bahkan jika nanti vaksin COVID-19 tersedia, masih diperlukan waktu satu sampai satu setengah tahun lagi sebelum kondisi kembali normal.
"Saya belum pernah melihat laporan di mana mereka misalnya dari swab itu kemudian mereka kultur, terus mereka bisa membuktikan masih ada virus yang mampu menginfeksi dalam skenario lab," tutur Ines.