Logo DW

Para Imam Jerman Dipandang jadi Kunci Perangi Radikalisasi

picture-alliance/AA/A. Hosbas
picture-alliance/AA/A. Hosbas
Sumber :
  • dw

Serentetan serangan teror terbaru di Prancis dan Austria tidak akan menghambat kerja sama antara pemerintah dan komunitas muslim Jerman, demikian ditegaskan Menteri Dalam Negeri Jerman, Horst Seehofer. "Kami tidak akan membiarkan terorisme dan ekstremisme menggagalkan kerja sama kami," kata Seehofer pada awal Konferensi Islam Jerman tahun ini.

Fokus konferensi tahun ini, yang berlangsung secara digital akibat pandemi virus corona, adalah pelatihan imam di Jerman.

Seehofer memuji program teologi Islam untuk para imam yang berbahasa Jerman di Kota Osnabruck sebagai kontribusi yang signifikan dalam mencegah radikalisasi. Proyek yang didanai Kementerian Dalam Negeri Jerman untuk program ini adalah "uang yang dibelanjakan dengan baik untuk kohesi masyarakat di negara kita," kata Seehofer.

Dalam wawancara dengan DW, seorang ustaz asal Indonesia di Bergheim, Jerman, Anang Widhi Nirwansyah mengatakan sangat mendukung dorongan untuk dibukanya lembaga-lembaga pendidikan islam formal di Jerman, “Langkah ini akan memberikan bekal bagi para calon imam untuk mendalami Islam dalam bahasa Jerman dan strategi dakwah yang lebih fokus dengan kondisi budaya lokal. Sebab sebelumnya menurut para pakar, banyak imam yang didatangkan dari negara lain, dan tentu ini disebabkan karena minimnya lembaga pendidikan Islam formal di Jerman.“

Anang Widhi meyakini bahwa Islam memiliki toleransi yang kuat dalam menghadapi perbedaan sosiokultural di suatu wilayah. “Di Jerman, Islam masuk pascaperang dan meningkat jumlahnya hingga sekarang melalui para imigran dan tentu para imam ataupun pendakwah. Dan tidak sedikit warga Jerman yang masuk Islam, tentu tidak sedikit juga ini adalah hasil kontribusi dari dakwah yang dilakukan dengan bahasa setempat (Jerman).“

Apa agenda konferensi?

Perbincangan dalam konferensi tahun ini juga tidak lepas dari soal serangkaian serangan mematikan baru-baru ini di Paris, Nice dan Wina yang menurut pihak berwenang dilakukan oleh kelompok Islam radikal.

Peserta konferensi juga berdebat dan menawarkan solusi tentang berbagai topik, termasuk kelas agama Islam di sekolah dan pelatihan yang diterima para penceramah Islam - serta bahasa apa yang harus digunakan di masjid-masjid Jerman.