Buntut Sikap Macron, Muslim Prancis Jadi Sasaran Kekerasan
- republika
Selanjutnya, perintah deportasi dikeluarkan untuk 200 orang, dan lebih dari 50 asosiasi serta organisasi Islam sedang diselidiki. Beberapa organisasi, seperti Collective against Islamophobia in France (CCIF) dan Barakacity dibubarkan.
Langkah-langkah pemerintah tampaknya semakin memicu Islamofobia masyarakat Prancis. Pada 18 Oktober, dua wanita Muslim asal Aljazair ditikam di dekat Menara Eiffel di Paris.
Dua hari kemudian, di kota Nimes, seorang wanita yang diduga mengalami kekerasan dalam rumah tangga dari suaminya menelepon polisi untuk melaporkan suaminya yang beragama Katolik sebagai seorang Islamis radikal.
Pada 22 Oktober, di kota Angers, dua warga negara Yordania diserang karena berbicara bahasa Arab.
Di samping itu, pelajar dan masjid juga menjadi sasaran. Di kota Blois, seorang warga negara Chechnya berusia 22 tahun ditahan karena menyukai foto pembunuhan guru Prancis di media sosial.
Lebih jauh ke selatan, seorang siswa Afghanistan berusia 14 tahun dilaporkan ke polisi Marseille oleh gurunya karena menyambut pembunuhan Paty. Tujuh keluhan serupa lainnya dilaporkan di wilayah yang sama.
Pada pekan lalu di Albertville, tenggara Prancis, empat anak sekolah dasar diteror selama lebih dari 11 jam dalam penahanan polisi atas tuduhan palsu membenarkan terorisme.