Proyek 3 Agama, 1 Rumah Ibadah Bersama di Berlin Dimulai 2021
- dw
Setelah serangan berdarah
Rapat dewan berlangsung secara virtual. Berbagai pidato singkat oleh anggota dewan pembina yang menunjukkan bahwa ada kebutuhan mendesak atas pendiriannya, misalnya, konflik global seperti pembunuhan di Dresden, Paris dan Nice. Direktur Akademi Katolik di Berlin, Joachim Hake, memohon dialog yang serius dan terbuka antaragama dalam persahabatan. "Kami sangat membutuhkan budaya percakapan seperti ini mengingat semakin mengetatnya politik identitas."
Imam Kadir Sanchi dari “House of One“ mengatakan bahwa umat Islam memiliki tanggung jawab khusus. Agama sedang "dijadikan instrumen", ungkapnya. The "House of One" ingin melindungi kaum muda dari pengaruh ekstremisme dan memajukan upaya pencegahannya. "Kami menaruh rasa saling menghormati serta melawan teror dan kekerasan," kata Rabi di Berlin, Andreas Nachama, pemimpin komunitas Yahudi berpengaruh dalam proyek tersebut.
Perhatian dunia untuk proyek ini
Bangunan yang akan berdiri di masa depan masih baru tersedia sebagai model. Namun kolaborasi internasional sudah lama berjalan. Ada pertukaran gagasan ke Bangui di Republik Afrika Tengah, di mana umat kristiani dan muslim merencanakan rumah keagamaan semacam itu. Pembicaraan juga diadakan dengan akademi di Tbilisi, Georgia, dan juga dengan Universitas Teknik Haifa yang ingin membangun "Garden of One" di kota pelabuhan Israel.
Teolog Islam, Mouhanad Khorchide dari Kota Muenster yakin bahwa kerja sama agama-agama di Berlin juga dapat mendorong kekuatan yang berorientasi pada dialog di Jazirah Arab. Proyek seperti "House of One", menurut Hamideh Mohagheghi, seorang sarjana agama dari Paderborn yang lahir di Teheran, menawarkan "ruang dan gagasan yang sangat diperlukan untuk kerjasama antaragama dan pandangan dunia".
Perwakilan politik paling menonjol di komite pembangunan rumah tiga agama ini adalah mantan Presiden Jerman, Christian Wulff. Sepuluh tahun yang lalu dia menciptakan ungkapan bahwa Islam adalah bagian dari Jerman. Sekarang dia menekankan bahwa yang penting tentang konsep Berlin adalah bahwa "tidak ada agama yang kehilangan klaim dan nilainya".