Austria Diduga Abaikan Peringatan Serangan Teror di Kota Wina
- dw
Dinas rahasia Slowakia diberitakan telah memberi tahu badan intelijen dalam negeri Austria, tentang potensi bahaya dari pelaku teror penembakan di pusat kota Wina, Senin (02/11) malam waktu setempat. Kini berbagai pihak meminta penjelasan akan kemungkinan diabaikannya informasi tersebut.
Seperti yang diakui Menteri Dalam Negeri Austria Karl Nehammer kepada wartawan, pihak Slowakia telah memberikan informasi bahwa bahwa pelaku yang berusia 20 tahun berusaha membeli amunisi, namun tidak berhasil.
Menurut kantor berita Austria, APA, pada tanggal 23 Juli telah tersedia sebuah surat internal dari agen kriminal di Kementerian Dalam Negeri Slowakia untuk pihak berwenang guna memberi tahu rekan mereka di Austria tentang insiden tersebut. Menurut Nehammer, polisi Austria menjawab surat itu pada 10 September dan mengidentifikasi salah satu dari dua pembeli potensial itu sebagai mantan narapidana teroris.
Komisi investigasi independen diminta klarifikasi dugaan kelalaian
Dalam "langkah selanjutnya" menyusul peringatan dari Slowakia tersebut, "jelas ada yang salah dalam komunikasi," ujar Menteri Dalam Negeri Nehammer. Pengadilan belum diberitahu tentang hal tersebut. Politisi dari partai yang konservatif yang tengah berkuasa, OVP, mengumumkan pembentukan komisi penyelidikan independen.
Pihak oposisi juga meminta klarifikasi. Mengingat fakta bahwa pelaku telah dibebaskan dari tahanan beberapa bulan sebelumnya setelah dia mencoba melakukan perjalanan ke Suriah dan bergabung dengan milisi teroris Islamic State (ISIS), semua alarm tanda bahaya seharusnya berbunyi, demikian menurut pihak oposisi, antara lain Partai SPO.
Yang juga masih menjadi pertanyaan adalah apakah sinagoga yang berada di dekat lokasi serangan termasuk salah satu sasaran. Satu di antara empat korban yang meninggal adalah seorang mahasiswa Jerman berusia 24 tahun yang bekerja sebagai pelayan.
Menurut menteri dalam negeri, sedikitnya 14 orang masih diselidiki atas dugaan keterlibatan dalam organisasi teroris. Mereka berusia antara 18 dan 28 tahun, memiliki latar belakang migrasi dan beberapa di antara mereka bukan warga negara Austria, kata Nehammer.
Pelaku diketahui semakin ekstrem