Logo BBC

Kisah Keluarga Kehilangan Putranya dalam Perang demi Tanah Air

Sargis Hakopyan menggambar potret dirinya dan almarhum ibunya; Fariz Gasanov bersama anak-anaknya di sebelah kanan.-BBC
Sargis Hakopyan menggambar potret dirinya dan almarhum ibunya; Fariz Gasanov bersama anak-anaknya di sebelah kanan.-BBC
Sumber :
  • bbc

"Tidak ada yang bisa menggantikan posisinya di hati saya. Tidak ada."

Kedua negara dicekam rasa sakit karena kehilangan, tetapi kemajuan militer Azerbaijan telah meningkatkan moral publik di dalam negeri dan tampaknya ada dukungan yang luar biasa untuk melanjutkan perang.

Aziza Gasanova, 27 tahun, berduka atas suaminya, Fariz Gasanov.

"Saya terakhir melihatnya pada 10 Oktober. Dia pulang untuk mandi, bahkan tidak makan. Dia hanya mengambil tiga potong coklat, dia terburu-buru waktu itu dan mencium anak-anak kami," kenangnya.

Fariz, 34 tahun, pendiam tapi baik, kata istrinya. Dia bergabung dengan tentara ketika dia berusia 19 tahun dan berdedikasi pada masalah sengketa Nagorno-Karabakh.

Seringkali ia akan mengatakan bahwa mereka mewarisi masalah dari ayah mereka, tetapi terserah pada generasinya untuk memastikan Azerbaijan mengembalikan wilayah mereka yang hilang, katanya.

Fariz Gasanov and his wife Aziza
BBC
Aziza Gasanova dengan suaminya yang telah meninggal, Fariz, dan putri mereka.

Aziza tak lagi menerima telpon dari Fariz sejak 11 Oktober.

Beberapa hari kemudian, Aziza mendapat kabar bahwa Fariz tewas dalam petempuran di kota Fizuli, yang kembali dikuasai oleh tentara Azerbaijan. Dia dimakamkan lima hari kemudian.