Dua Siswa Indonesia Meriahkan Ajang Budaya Tingkat Internasional
- VIVA/Dinia Adrianjara
VIVA – Dua orang siswa Indonesia menjadi wakil dalam ajang International Language and Culture Festival (IFLC) ke-18, yang digelar secara daring akhir pekan lalu. Dalam ajang ini, anak muda dari berbagai dunia dipertemukan dalam satu panggung, yang membawa pesan perdamaian.
Perwakilan Indonesia dalam ajang ini adalah siswi kelas 8 dari Sekolah Semesta, Jangli Safira Early Ramadhani, dan siswa kelas 6 dari Semesta Elementary School, Regan Arrozaq Hamdani.
Dalam festival itu, kedua siswa Indonesia menyampaikan pesan perdamaian dunia dan menggambarkan bagaimana kesulitan dialami orang-orang yang meninggalkan Turki melalui berbagai cara, karena menderita dan disiksa.
Dilansir dari BoldMedya, selain karya bertema 'Friendship, Dialogue and Brotherhood', berbagai masalah hak asasi manusia terkait kesulitan yang dialami para imigran dan pengungsi yang dizalimi rezim Turki, juga disuarakan dengan bahasa seni.
Dalam festival kali ini, lebih dari 200 siswa dari 40 negara turut berpartisipasi dalam program. Para pecinta seni juga menunjukkan minat mereka lewat platform seperti Facebook, Twitter, dan Instagram.
Beberapa proyek yang ditampilkan dalam IFLC 2020 antara lain Dua Proyek Khusus Sungai Meric dan HAM. Proyek pertama menggambarkan dunia dalam mencegah pekerja melarikan diri dari penganiayaan ketika melewati Sungai Evros Turki.
Sementara proyek lainnya tentang HAM dikemas dalam lagu rap yang dinyanyikan dalam bahasa Turki dan Jerman. Pesan yang diangkat adalah manusia tidak boleh dipisahkan menurut bahasa, agama dan warna kulit.
IFLC ke-18 tahun 2020 diramaikan pula oleh kalangan muda dari seluruh dunia, mulai dari Amerika Serikat (AS) hingga Belarusia, Australia hingga Kenya, tampil dalam bahasa mereka sendiri dan dalam bahasa Turki. Kelompok cerita rakyat dari Rumania dan Kenya juga turut meramaikan malam yang meriah itu.
Baca: Imam Masjidil Haram Dikecam Usai Khutbah soal Israel-UEA