Negara Arab Kutuk Macron, Warga Kompak Boikot Produk Prancis
- republika
REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO- Seruan untuk memboikot barang-barang Prancis berkembang di seluruh dunia setelah komentar Presiden Emmanuel Macron terhadap Islam dan Muslim.
Lembaga Islam Mesir, al-Azhar juga turut mengecam pernyataan rasis presiden bernama lengkap Emmanuel Jean-Michel Frédéric Macron itu. Para sarjana Universitas Al Azhar menyebut pernyataan Macron bertentangan dengan esensi Islam yang sebenarnya.
Kecaman juga datang dari Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Sabtu (24/10), mengatakan bahwa presiden Prancis membutuhkan "pemeriksaan mental."
"Apa yang bisa dikatakan tentang seorang kepala negara yang memperlakukan jutaan anggota dari kelompok agama yang berbeda seperti ini, pertama-tama, lakukan pemeriksaan mental," kata Erdogan dalam pidatonya yang dikutip TRT World, Ahad (25/10).
Di hari yang sama, Kementerian Luar negeri Yordania mengatakan pihaknya mengutuk segala bentuk publikasi karikatur Nabi Muhammad dengan dalih kebebasan berekspresi dan upaya diskriminatif dan menyesatkan yang berusaha menghubungkan Islam dengan terorisme.
Partai oposisi Front Aksi Islam Yordania juga meminta Presiden Prancis untuk meminta maaf atas komentarnya dan mendesak warga kerajaan untuk memboikot barang-barang Prancis.
Boikot tersebut sudah berlangsung di Kuwait dan Qatar. Beberapa postingan di media sosial menunjukkan para pekerja mengeluarkan keju olahan Kiri dan Babybel Prancis dari rak supermarket di Kuwait. Pekan Budaya Prancis, yang merupakan acara tahunan Prancis-Qatar, juga dikabarkan akan ditunda tanpa batas waktu.