Amerika Serikat Religius, Mengapa Nikah Sejenis Legal?

Source : Republika
Source : Republika
Sumber :
  • republika

photo
Bendera Amerika Serikat (Ilustrasi) - (VOA)

Kajian-kajian tentang dominasi peran Yahudi di Amerika Serikat sangat melimpah. Prof Norman Cantor, dalam bukunya, The Sacred Chain, menyebutkan bahwa pada 1994, jumlah Yahudi di Amerika Serikat hanya tiga persen dari populasi bangsa Amerika Serikat. Tetapi, pengaruh mereka setara dengan kekuatan 20 persen penduduk Amerika Serikat. Bahkan, Prof Cantor menulis, "Jews were over represented in the learned professions by a factor of five or six."

Kemampuan dan dominasi Yahudi dalam pembentukan opini di Amerika Serikat tidak diragukan lagi. Kekuatan kaum Yahudi Amerika Serikat adalah dalam pembentukan opini. Eugene Fisher, Direktur Catholic-Jewish Relations, menyatakan, "If there is Jewish power, it"s the power of the word, the power of Jewish columnist and Jewish opinion makers." (Dikutip dari buku The New Jerusalem: Zionist Power in America karya Michael Collins Piper, Washington, DC: American Free Press, 2004).

Laman http://www.timesofisrael.com (4/3/2016), masih memampang satu judul berita "US Jews among the most supportive of gay marriage". Disebutkan bahwa kaum Yahudi Amerika merupakan komunitas tertinggi yang memberikan dukungan terhadap legalisasi perkawinan sejenis (perkawinan homo dan lesbi) di AS.

Itulah hasil survei "Pew Research Center for the People and the Press." Menurut hasil survei yang dilakukan dalam rentang 2012-2013, sebanyak 76 persen Yahudi Amerika Serikat mendukung pengesahan (legalisasi) perkawinan sesama jenis, sedangkan 18 persen menentang, dan delapan persen tidak menyatakan sikapnya. Jumlah itu jauh lebih besar dibandingkan pemeluk Protestan (34 persen) dan pemeluk Katolik (53 persen).  

Tidak mengherankan jika pakar psikologi Amerika Serikat, Prof Kevin McDonald, dalam bukunya The Culture of Critique, menyimpulkan bahwa gerakan intelektual abad ke-20,- yang sebagian besar didirikan dan dipimpin orang-orang Yahudi, "have changed European societies in fundamental ways and destroyed the confidence of Western man."

*Naskah ini dikutip dari Harian Republika, karya Dr Adian Husaini yang tayang pada 2018