5 Warga Korea Selatan Meninggal Setelah Suntik Vaksin Flu

Ilustrasi Vaksin.
Sumber :
  • Dokumentasi Kominfo.

VIVA –  Lima orang meninggal dunia setelah mendapat suntikan flu di Korea Selatan dalam seminggu terakhir, yang meningkatkan kekhawatiran atas keamanan vaksin tepat ketika program inokulasi musiman diperluas untuk mencegah potensi komplikasi COVID-19.

Pihak berwenang mengatakan tidak ada alasan untuk percaya bahwa kematian itu terkait dengan vaksin, tetapi penyelidikan, termasuk pemeriksaan mayat, sedang dilakukan.

"Ini membuat kami sulit untuk mengeluarkan pernyataan yang pasti," ujar Wakil Menteri Kesehatan Kim Gang-lip dalam pengarahan media pada Rabu tentang kematian, termasuk seorang anak laki-laki berusia 17 tahun dan seorang pria berusia 70-an tahun.

Ribuan Fans Memadati K-Expo 2024 untuk Bertemu SF9 dan Ailee

Baca juga: Ridwan Kamil Minta Saran WHO untuk Vaksinasi COVID-19 di Bodebek

Terjadi hanya beberapa minggu setelah peluncuran program vaksin nasional ditangguhkan karena kekhawatiran akan keamanan, kematian warga telah mendominasi berita utama di Korea Selatan.

Para pejabat bulan lalu mengumumkan rencana untuk mendapatkan 20 persen lebih banyak vaksin flu untuk musim dingin daripada tahun sebelumnya untuk menyuntik 30 juta orang dalam upaya untuk mencegah sistem kesehatan kelebihan beban oleh pasien yang terkena flu dan terpapar COVID-19.

Namun, dimulainya program suntikan gratis untuk sekitar 19 juta orang yang memenuhi syarat ditangguhkan selama tiga minggu setelah ditemukan bahwa sekitar 5 juta dosis vaksin, yang perlu didinginkan, telah terpapar suhu kamar saat diangkut ke fasilitas medis.

Meningkatkan kepercayaan publik terhadap vaksin telah menjadi tantangan global utama tahun ini, karena beberapa negara terburu-buru menyetujui vaksin COVID-19 eksperimental sebelum studi keamanan dan kemanjuran lengkap telah diselesaikan.

Vaksin flu Korea Selatan dipasok oleh beberapa pembuat obat yang berbeda, termasuk LG Chem Ltd dan Boryung Biopharma Co. Ltd., sebuah unit dari Boryung Pharm Co. Ltd.

Seorang pejabat Boryung mengatakan kepada Reuters bahwa perusahaan mengetahui kematian yang dilaporkan, tetapi tidak segera berkomentar. LG Chem mengatakan perusahaan akan mengikuti saran pemerintah.

Seorang anak laki-laki berusia 17 tahun yang meninggal pada Jumat (16/10) adalah kematian pertama yang dicatat oleh petugas setelah menerima vaksin. Bocah itu meninggal dua hari setelah menerima suntikan flu di Incheon, dekat Ibu Kota Seoul.

Seorang pria berusia 70-an, yang menderita penyakit Parkinson dan aritmia, adalah kasus terbaru. Dia meninggal di Daegu pada Rabu (14/10), sehari setelah menerima vaksin flu. Pejabat Daegu mengatakan pria itu telah menerima vaksin sejak 2015 tanpa reaksi merugikan sebelumnya.

Para pejabat mengatakan sebanyak 8,3 juta orang telah diinokulasi dengan vaksin flu gratis sejak dilanjutkan pada 13 Oktober, dengan sekitar 350 kasus reaksi merugikan dilaporkan. Jumlah kematian tertinggi terkait dengan vaksinasi flu musiman adalah enam pada 2005, menurut kantor berita Yonhap.

Bahkan sebelum pandemi virus corona, kepercayaan pada vaksin merupakan tantangan yang semakin besar bagi badan kesehatan masyarakat. Organisasi Kesehatan Dunia menyebut keragu-raguan vaksin sebagai salah satu dari 10 ancaman kesehatan global teratas tahun lalu.

Di Korea Selatan, jajak pendapat awal bulan ini menemukan bahwa 62 persen dari 2.548 responden di Provinsi Gyeonggi, dekat Seoul, tidak akan divaksinasi COVID-19, bahkan jika vaksin disetujui, sampai semua pertanyaan tentang isu keamanan terjawab sepenuhnya. (ant)

Polisi Tetapkan 4 Orang Jadi Tersangka Kasus Penganiayaan Anak yang Dituduh Curi Uang di Tangerang
Jalur Car Free Day di Jalan Sudirman dekat Bundaran HI

Masa Tenang Pilkada, Car Free Day di Sudirman-Thamrin Tidak Diberlakukan pada 24 November 2024

Dalam Peraturan KPU ditetapkan bahwa masa tenang berlangsung selama tiga hari mulai dari tanggal 24 hingga 26 November 2024.

img_title
VIVA.co.id
22 November 2024