Prancis Tutup Sebuah Masjid Terkait Serangan Teror di Paris
- dw
Tokoh-tokoh Islam Prancis ikut berdatangan ke sekolah menengah pertama Conflans-Sainte-Honorine untuk menyatakan bela sungkawa dan memfatwa haram tindakan keji pelaku.
Presiden Emmanuel Macron dalam pernyataannya menegaskan bahwa “rasa takut akan segera berpindah pihak,” sebagai slogan terbaru kampanye antiteror di dalam negeri. Wakil Mendagri, Marlene Schiappa, memanggil perwakilan media sosial untuk membahas “Islamisme-siber” yang sedang marak.
Pemenggalan Paty merupakan serangan senjata tajam kedua, setelah proses persidangan para pelaku kasus pembantaian Charlie Hebdo dimulai bulan lalu. Pada serangan teror September silam, dua warga mengalami luka-luka di luar bekas kantor mingguan karikatur tersebut.
Upacara penghormatan bersama keluarga Paty menurut rencana akan digelar secara terbuka pada Rabu (21/10) di kompleks Universitas Sorbonne, Paris. Presiden Macron dikabarkan bakal turut hadir dalam acara tersebut.
Pemerintah juga meminta semua sekolah di Prancis agar mengheningkan cipta selama satu menit untuk mengenang Paty, saat murid kembali bersekolah usai liburan musim gugur. Kementerian Pendidikan juga menyiapkan muatan kurikuler tambahan terkait peristiwa tersebut untuk diajarkan di sekolah.
“Ini adalah perang senyap,” kata Menteri Kehakiman Eric Dupond-Moretti, Selasa (20/10). “Ada gerakan teror terorganisir yang sedang kami pantau,” kata dia. Tapi pemuda asal Chechnya berusia 18 tahun itu tidak termasuk dalam radar intelijen.
rzn/as (afp,rtr)