AS Blacklist 6 Perusahaan China gara-gara Berurusan dengan Iran
- dw
VIVA – Pemerintahan Donald Trump memasukkan dua pengusaha China dan enam perusahaan China ke dalam daftar hitam AS karena melakukan bisnis dengan Iran. Diketahui, dua pengusaha dan enam perusahaan asal China itu terlibat kerja sama dengan perusahaan ekpedisi Iran, Islamic Republic of Iran Shipping Lines (IRISL).
Pada bulan Juni lalu, Amerika Serikat memberi sanksi kepada IRISL dan anak perusahaannya yang berbasis di Shanghai, E-Sail Shipping Company karena berkontribusi pada program rudal balistik dan militer Teheran melalui pengangkutan bahan-bahan berbahaya.
Berdasarkan pernyataan Departemen Luar Negeri AS, enam perusahaan China yang di-blacklist adalah Reach Holding Group (Shanghai) Company Ltd, Reach Shipping Lines, Delight Shipping Co., Ltd, Gracious Shipping Co. Ltd, Noble Shipping Co. Ltd, dan Supreme Shipping Co. Ltd.
Kemudian, untuk dua pengusaha China yang masuk daftar hitam AS adalah Eric Chen, alias Chen Guoping, CEO Reach Holding Group (Shanghai) Company Ltd dan Daniel Y. He, alias He Yi.
Baca: Trump Mau Hapus Sudan di Blacklist Terorisme, Asal Bayar Rp4,9 Triliun
Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo menyebut IRISL sebagai transportasi pelayaran pilihan Iran dan berkontribusi pada proliferasi senjata pemusnah massal di Timur Tengah, sehingga sanksi akan berlaku juga bagi entitas bisnis maupun individu yang berbisnis dengannya.
"Hari ini, kami mengulangi peringatan kepada pemangku kepentingan di seluruh dunia. Jika Anda berbisnis dengan IRISL, Anda berisiko terkena sanksi AS," kata Pompeo dalam pernyataan itu.
Departemen Luar Negeri AS menyebut Reach Holding Group dan anak perusahaannya Reach Shipping Lines, Delight Shipping, Gracious Shipping, Noble Shipping dan Supreme Shipping sebagai sanksi Senin karena secara sengaja menjual, memasok atau mentransfer barang atau jasa penting yang digunakan terkait sektor perkapalan Iran.
Departemen Luar Negeri juga menuduh Reach Holding Group dan Reach Shipping Lines menyediakan layanan kepada IRISL dan anak perusahaannya untuk menghindari sanksi AS. (ant)