Bagaimana Uni Emirat Arab Jadi Kekuatan Dominan di Timur Tengah
- bbc
Keberadaan pasukan militer UEA di Afganistan disetujui Putra Mahkota Abu Dhabi, Mohammed Bin Zayed.
Pada 2008, saya mengunjungi kontingen pasukan khusus mereka di Pangkalan Udara Bagram. Saya melihat bagaimana mereka beroperasi.
Bepergian di atas kendaraan lapis baja buatan Brasil dan Afrika Selatan, mereka menuju pedesaan Afghanistan yang terpencil dan miskin. Pasukan itu membagikan Alquran gratis dan kotak-kotak berisi permen. Mereka duduk bersama para tetua adat di perkampungan itu.
"Apa yang kamu butuhkan?" mereka bertanya kepada tetua kampung. "Masjid, sekolah, sumur yang dibor untuk air minum?" tanya mereka.
UEA akan menyetor uang saat kontrak proyek pembangunan dilelang ke perusahaan lokal.
Jejak orang UEA memang kecil, tapi ke mana pun mereka pergi, mereka menggunakan uang dan agama. Tujuan mereka adalah mengurangi kecurigaan warga lokal terhadap pasukan NATO yang kerap bersikap kaku dan kasar.
Di provinsi Helmand pasukan UEA bertempur bersama pasukan Inggris dalam beberapa baku tembak yang intens.
Mantan Menteri Pertahanan AS, Jim Mattis, menjuluki UEA sebagai `Sparta Kecil`. Sebutan itu mengacu pada profil UEA yang kurang dikenal dan berpopulasi kurang dari 10 juta orang, jauh melebihi bobotnya.
Reputasi yang rusak di Yaman
Lalu terjadilah krisis di Yaman dan berbagai kesulitan yang dialami pasukan militer UEA.
Ketika Pangeran Arab Saudi, Mohammed bin Salman, melibatkan negaranya ke perang saudara Yaman pada 2015, UEA juga turun tangan. UEA mengirim pesawat tempur F-16 untuk menggempur pemberontak Houthi. UEA juga mengirim pasukan ke selatan Yaman.