Logo DW

Hidup Segan Mati Tak Mau Situs Kencan Online di Pakistan

picture-alliance/dpa/J. Schmitt-Tegge
picture-alliance/dpa/J. Schmitt-Tegge
Sumber :
  • dw

“Kebanyakan belum mengerti konsep berkencan", tutur Ali Shah yang mulai aktif mencari teman kencan lewat internet setelah bercerai. “Anda bertemu satu atau dua kali dan mereka sudah ingin hubungan yang serius.”

Larangan aplikasi kencan

Seorang perempuan berusia 27 tahun yang cukup berani memajang foto sendiri mengakui sudah melanggar “tabu untuk aktif di Tinder,” kata dia merujuk pada situs kencan paling populer itu. “Saya mendapat telepon dari teman-teman, mereka mengaku terkejut menemukan saya di Tinder,” imbuhnya.

Dia baru menghapus profilnya ketika klien kerja kedapatan berusaha menghubunginya untuk berkencan.

“Apa yang kita lakukan sebagai teman ketika ada kawan yang pergi berkencan, kami biasanya nongkrong di tempat yang sama,” kata dia. “Kami berusaha membuat kencan ini seaman mungkin.”

September silam pemerintah Pakistan akhirnya melarang aplikasi kencan Tinder dan Grindr. Situs lain seperti Minder atau Bumble masih bisa beroperasi. Dan pengguna mulai memanfaatkan jaringan virtual pribadi (VPN) untuk melangkahi blokade pemerintah.

“Dampak terbesar adalah hilangnya kenyamanan yang disediakan oleh perusahaan seperti Tinder dan Grindr kepada warga Pakistan,” kata Zulfiqar Suhail Mannan, musisi dan guru berusia 22 tahun yang mengaku termasuk komunitas LGBTQ+.