Ilmuwan: Kelelawar Tidak Semestinya Jadi Kambing Hitam COVID-19
- bbc
Sesekali, Mathieu Bourgarel meminta izin dari tetua desa untuk mengunjungi gua-gua suci, sambil membawa persembahan untuk menenangkan roh-roh setempat.
Dengan mengenakan masker wajah, baju overalls dan tiga lapis sarung tangan, dia memasuki kegelapan, menuruni tangga tali dan melalui ruang-ruang sempit di dalam gua.
Bau kelelawar ada di mana-mana, kotorannya mengendap berlapis-lapis di lantai dan dia berjalan seperti mengarungi lapisan salju.
Terkadang, ada kelelawar yang terkejut dari tidur, dan sayapnya menyikat dekat saat terbang.
Orang-orang di daerah di Zimbabwe ini menyebut kelelawar sebagai "naga bersayap", "tikus terbang", atau sekedar "yang jahat".
Seperti di tempat-tempat lain di dunia, mamalia terbang tersebut sering disalahpahami. Bagi ahli ekologi satwa liar itu, mereka adalah makhluk yang indah dan luar biasa. "Mereka menakjubkan," katanya. "Orang-orang takut akan sesuatu yang tidak mereka ketahui."