Eks Pejabat AS Terancam Hukuman Seumur Hidup Atas Upaya Kudeta Turki
VIVA – Pengadilan Istanbul, Turki, menerima dakwaan yang menuntut seorang akademisi Amerika Serikat dan memenjarakan filantropis Turki dengan spionase, atas dugaan keterlibatan dalam upaya kudeta pemerintahan tahun 2016 lalu dan dimusuhi oleh pemerintah Presiden Erdogan.
Dilansir dari The New Arab, dakwaan itu menjatuhkan hukuman seumur hidup atas eks pejabat Kementerian Luar Negeri AS Henri Barkey dan filantropis Turki Osman Kavala, karena spionase politik dan militer serta mencoba mengubah tatanan konstitusional.
Kavala merupakan tokoh masyarakat sipil terkemuka di Turki, yang dipenjara hampir tiga tahun lalu dan menghadapi sejumlah tuduhan yang dinilai tidak masuk akal oleh Amnesty International.
Baca: Diduga Terkait Gulen, Lebih dari 1.000 Orang di Turki Ditangkap Polisi
Hal ini bermula dari ketakutan rezim Erdogan atas Gulen Movement atau gerakan Gulen. Di Turki, Fethullah Gulen tak hanya dikenal sebagai tokoh pergerakan, namun juga seorang ulama hebat dan memiliki banyak pengikut.
Sejak kecil, Gulen lebih fokus pendidikan informalnya di bidang agama Islam, di mana sejak usia 14 tahun dia sudah berani memberi ceramah keagamaan. Menginjak usia 18 tahun, Gulen sudah mendapatkan izin menjadi dai.
Kariernya dimulai di kota kelahirannya, Izmir. Dia mulai memperkenalkan pemikiran-pemikirannya, serta membangun basis pengikutnya yang disebut Hizmet, sebagian besar merupakan siswa sekolah menengah dan perguruan tinggi.
Menurut Gulen, Turki yang sekuler tidak boleh menghalangi kemajuan umat Islam. Hal yang membuatnya prihatin, Turki yang 99 persen penduduknya Muslim, justru ekonominya sangat lemah. Oleh karena itu, dia berpandangan bahwa salah satu kunci untuk mencapai kemajuan tersebut adalah pendidikan.
Gulen memiliki sebuah gerakan, yang disebut Nurcu, mengenai prinsip hidup berjamaah akan lebih baik daripada hidup secara individual. Seumpama zakat, yang jika secara individual dibayarkan kepada yang berhak akan kurang berdaya guna, namun jika dikelola secara berjamaah bisa meningkatkan taraf perekonomian.
Gerakan Gulen memiliki jutaan pengikut, hingga mempunyai ratusan sekolah, sejumlah universitas, rumah sakit, bank, kantor berita, surat kabar dan lainnya. Gerakan ini pun menginspirasi banyak pemuka agama dan pemimpin di berbagai negara.
Bahkan Mantan Presiden RI, KH Abdurrahman Wahid juga pernah melontarkan kekaguman. Menurutnya dalam pengembangan sistem pendidikan, bangsa Indonesia harus belajar dari Fethullah Gulen yang menekankan pada pembentukan akhlak yang mulia. (ren)