Logo ABC

Kabar Ekspat Indonesia Kerja di Lembaga Dunia saat Pandemi COVID-19

Bekti Andari (kiri) kembali lagi ke Hanoi Vietnam setelah mengungsi ke Indonesia selama pandemi.
Bekti Andari (kiri) kembali lagi ke Hanoi Vietnam setelah mengungsi ke Indonesia selama pandemi.
Sumber :
  • abc

"Namun kami tetap menerapkan semua protokol kesehatan yang kami sudah lakukan di Manila," katanya.

"Jadi ini bukan liburan, kami tidak pergi ke restoran yang ramai orang, tidak leluar rumah tanpa masker, bahkan ke rumah ibu saya di sebelah kami tetap menggunakan masker."

Ia juga mengatakan jika kegiatan yang dilakukan oleh keluarganya masih tetap sama seperti di Manila, walau sekarang tinggal di Yogya.

"Yang membedakan karena ada perbedaan waktu satu jam antara Manila dan Yogya, saya dan anak-anak harus bangun satu jam lebih awal untuk persiapan melakukan kegiatan kerja dan sekolah yang semuanya dilakukan lewat internet," kata Ayun.

Kondisi di Bangkok "Terkontrol" Dewi Ratnawulan bekerja di Rapid Asia di Bangkok Thailand. Dewi Ratnawulan bekerja di Rapid Asia di Bangkok Thailand. (Foto: Supplied)

Di ibu kota Thailand, Bangkok, Dewi Ratnawulan yang bekerja di lembaga konsultasi Rapid Asia mengatakan sudah kembali bekerja normal di kantor seperti sebelum pandemi, karena pemerintah Thailand dianggap berhasil menguasai keadaan dengan baik.

"Di sini orang sudah kerja kembali, sekolah sudah buka normal.di kereta sudah boleh duduk bersebelahan, tidak ada kursi kosong," kata Dewi kepada wartawan ABC Indonesia Sastra Wijaya.

"Tapi semua harus pakai masker. Di beberapa lembaga internasional seperti UN Women, dan ILO masih belum full, staf bisa kerja dari rumah, dan hanya 3 hari seminggu ke kantor," kata Dewi yang mengatakan kantornya sudah kerja normal sejak bulan Juni.

Dewi adalah penasehat senior masalah gender dan hak asasi manusia di Rapid Asia, sebuah lembaga yang melakukan penelitian sosial untuk berbagai lembaga internasional yang membutuhkannya.

"Saya pernah kerja dari rumah selama sebulan. Dan selama ini memang ada beberapa proyek yang ditunda dan dibatalkan, karena klien masih menunggu situasi lebih membaik lagi," katanya yang sedang menyelesaikan pendidikan di Universitas Woolongong dan University of Sydney di Australia tersebut.

"Kita juga tidak bisa keluar dari Thailand sehingga beberapa workshop dan pelatihan harus dilakukan secara virtual," kata Dewi.