5 Pernyataan Nyeleneh Donald Trump Remehkan Virus Corona
- Military
VIVA – Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Melania Trump dinyatakan positif virus corona (COVID-19). Trump dan Melania akhirnya melakukan karantina mandiri demi membunuh virus mematikan tersebut dari tubuhnya.
Jauh sebelum terpapar corona, Trump bahkan tidak percaya dengan virus yang awalnya terjadi di China dan kini menyebar hampir di seluruh belahan dunia ini. VIVA merangkum lima pernyataan Trump yang awalnya tidak percaya dengan virus corona, sebagai berikut:
Baca juga: Donald Trump Positif Corona, Bagaimana Nasib Jalannya Pemerintahan AS?
1. Corona disebut Kung Flu
Trump memberikan istilah bernada rasis untuk COVID-19. Setelah sempat menyebutnya sebagai virus China, Trump kini menyebut COVID-19 sebagai Kung Flu.
"Apakah anda pernah memperhatikan, saya katakan malam itu. Apakah ada yang melihat pidato saya pada Sabtu malam," kata Trump dalam suatu pidato seperti dilansir dari laman independent.ie.
"Apa yang saya katakan malam itu, mereka memiliki begitu banyak nama. Saya bisa memberi anda 19 atau 20 nama yang berbeda-beda. Wuhan, Coronavirus, Kung Flu, ya Kung Flu," lanjut Trump.
Trump mengatakan beberapa orang tidak dapat menjelaskan nama COVID-19. Menurutnya, COVID-19 adalah nama yang aneh.
"Saya bisa memberi anda banyak, banyak nama. Beberapa orang menyebutnya Flu China, ya kan?" katanya.
2. China sebar virus corona
Trump mengatakan bahwa China harus bertanggung jawab karena telah 'melepaskan' COVID-19 ke dunia. Trump menuduh China berbohong dan menyalahgunakan PBB untuk memprovokasi konfrontasi.
"Kita harus meminta pertanggungjawaban negara yang melepaskan wabah ini ke dunia - China," kata Trump.
"Pada hari-hari awal penyebaran virus, China mengunci perjalanan di dalam negeri, tapi mengizinkan penerbangan keluar China dan menginfeksi dunia. China mengutuk larangan perjalanan saya terhadap negara mereka, bahkan saat mereka membatalkan penerbangan domestik dan mengunci warga di rumah," tambahnya.
3. Corona menyebar lewat udara
Trump mengindikasikan bahwa dia mengetahui lebih banyak tentang tingkat keparahan penyakit COVID-19 daripada yang ia katakan di depan umum.
Menurut rekaman percakapan, Trump memberi tahu bahwa virus corona lebih mematikan daripada flu.
"Itu menyebar melalui udara. Itu selalu lebih sulit daripada sentuhan. Anda tidak perlu menyentuh apa pun. Betul? Tetapi dengan udara, Anda hanya perlu menghirup udara dan begitulah penyebarannya," kata dia.
"Karenanya, [virus corona] ini sangat rumit. Sangat pelik. [Virus] itu juga lebih mematikan daripada flu-flu yang berat."
4. Tolak pakai masker
Trump jadi perhatian dengan gaya barunya yang kini sering mengenakan masker. Penampilan Trump ini berbeda dari sebelumnya yang cuek tak bermasker.
Dengan bangganya, ia menggunggah foto bermasker dengan warna hitam putih di akun Twitternya. Dengan busana ciri khasnya berjas kemeja, ia menyinggung upaya bersatu untuk mengalahkan virus Corona COVID-19.
"Kami Bersatu dalam upaya kami untuk mengalahkan Virus China yang tak terlihat," ujar Trump di akun Twitternya, @realDonaldTrump yang dikutip pada Selasa, 21 Juli 2020.
5. Tak Mau dituntut pendukung
Tim kampanye Donald Trump telah meminta seluruh pendukungnya yang ingin hadir agar mendaftar secara online terlebih dahulu. Para pendukung juga harus menandatangani perjanjian tidak akan menuntut jika nantinya terkena COVID-19 di acara kampanye.
"Dengan menghadiri kampanye, anda dan semua tamu yang lain dengan sukarela memahami risiko terpapar COVID-19 dan setuju tidak akan menuntut Donald J. Trump for President, BOK Center, ASM Global, atau yang berafiliasi lainnya mulai dari direktur, petugas, karyawan, agen, kontraktor, dan relawan bertanggung atas segala penyakit atau cedera," tulis keterangan di formulir pendaftaran.
Trump dilaporkan sudah tidak sabar ingin melakukan kampanye massal. Akan tetapi, belum diketahui pasti protokol kesehatan apa yang akan diterapkan dalam kampanye massal Trump.
AS hingga saat ini masih menjadi negara dengan kasus virus corona terbanyak di dunia. Menurut data yang dikumpulkan ahli dari Johns Hopkins University, sudah ada lebih dari 2 juta warga AS yang terinfeksi corona dengan total kematian mencapai sekitar 112 ribu. (ase)