Joe Biden Tuding Trump Bohong soal Waktu Distribusi Vaksin COVID-19

Joe Biden dan Kamala Harris.
Sumber :
  • Joebiden.com

VIVA – Presiden petahana Amerika Serikat, Donald Trump, dan calon presiden dari Partai Demokrat, Joe Biden, berselisih mengenai waktu produksi vaksin Virus Corona, dalam debat calon presiden yang digelar hari ini.

Parlemen AS Desak Pemerintahan Joe Biden Setop Kirim Senjata ke Israel

Trump menyebut vaksin COVID-19 segera tersedia untuk masyarakat, lebih cepat dari yang diperkirakan para ahli di pemerintahannya.

Dalam debat, ketika ditanya apakah Trump setuju dengan jadwal dari para ahli di pemerintahannya yang mengatakan vaksin akan tersedia pada musim panas mendatang, Trump mengaku telah berbicara dengan perusahaan yang terlibat dan mereka melakukannya dengan cepat.

Donald Trump Klaim Bisa 'Taklukkan' Netanyahu: Dia Sangat Percaya pada Saya

Baca juga: Pengusaha Tegaskan Vaksin Corona Obat Paling Ampuh Pulihkan Ekonomi

"Saya tidak setuju dengan keduanya. Ada kemungkinan kita akan mendapatkan jawabannya sebelum 1 November bisa juga setelah itu," ujar Trump dalam debat yang disiarkan secara langsung, dikutip Rabu 30 September 2020.

Meta Sumbang Rp 15 Miliar Lebih untuk Pelantikan Donald Trump

Petahana dari Partai Republik itu mengklaim telah melakukan kontak dengan para ilmuwan, bahwa vaksin akan dikirim segera. Dia menyebut nama Pfizer, Moderna, dan Johnson and Johnson, yang semuanya kini berada dalam tahap uji klinis.

"Apakah Anda percaya apa yang dia katakan pada Anda? Mengingat semua kebohongan yang dia katakan tentang seluruh masalah terkait COVID-19?" kata Biden menanggapi pernyataan Trump.

Biden menyebut pendistribusian vaksin, yang mungkin baru akan selesai pada akhir 2020, tidak akan dilakukan hingga pertengahan tahun depan. Biden mengatakan bahwa 40 ribu orang per hari tertular COVID-19 dan menyebut situasinya adalah 'apa adanya' karena Presiden Trump. (art)

Presiden AS terpilih Donald Trump

Donald Trump Tegaskan AS Hanya Akui 2 Jenis Kelamin, Pria dan Wanita

Presiden AS terpilih, Donald Trump, mengumumkan rencananya untuk menetapkan kebijakan resmi pemerintah yang hanya mengakui dua jenis kelamin, yaitu pria dan wanita

img_title
VIVA.co.id
23 Desember 2024