China Bantah Tuduhan Penghancuran Ribuan Masjid di Xinjiang

Kamp pendidikan vokasi bagi Uighur di Xinjiang, China
Sumber :
  • Video BBC

VIVA – Pemerintah China angkat bicara perihal tuduhan dalam sebuah laporan, yang mengungkap adanya penghancuran banyak masjid di Xinjiang dan pembangunan kamp-kamp penahanan bagi etnis Muslim Uighur.

Laporan tersebut dirilis oleh Institut Kebijakan Strategis Australia (ASPI). Informasi didapatkan dari penggunaan citra satelit dan pelaporan di lapangan, untuk memetakan pembangunan kamp tahanan yang ekstensif dan berkelanjutan.

"Laporan tersebut hanya rumor dan fitnah, seperti yang diungkapkan sumber-sumber di Australia. ASPI telah lama menerima dana dari pemerintah dan pengusaha senjata Amerika," kata Juru Bicara Kedutaan Besar China di Indonesia, dalam keterangan tertulisnya, Senin 28 September 2020.

Pemerintah China mengklaim kebebasan agama dan hak-hak lain dari semua kelompok etnis di Xinjiang, termasuk etnis Uighur, sepenuhnya dijamin dan dilindungi sesuai hukum.

Sindikat Perdagangan Orang Mail Order Bride Rekayasa Umur Korban Supaya Bisa Jual ke WN China

Baca juga: Diam-diam China Bangun 260 Kamp Konsentrasi untuk Tahan Muslim Uighur

"Sekarang ada lebih dari 24.000 masjid di Xinjiang, yang sepuluh kali lipat lebih banyak daripada jumlah total masjid di Amerika Serikat. Artinya, rata-rata setiap 530 Muslim di Xinjiang memiliki satu masjid, proporsinya juga lebih tinggi daripada banyak negara Muslim," ujar pernyataan tersebut.

Terkait tudingan ASPI, pemerintah China mengklaim situs yang diidentifikasi sebenarnya adalah taman industri elektronik dan zona pemukiman berperingkat tinggi.

Dilansir dari The Guardian, laporan ASPI mengungkap sekitar 50 persen situs budaya yang dilindungi telah rusak atau hancur, termasuk penghancuran total Ordam Mazar yakni situs kuno ziarah yang berasal dari abad ke-10.