Islam di Armenia Minoritas yang Semakin Menyusut
- republika
REPUBLIKA.CO.ID, YEREVAN – Fakta yang sering dilupakan di negara ini terdapat kurang dari satu persen orang Armenia saat ini diidentifikasi sebagai Muslim. Armenia merupakan negara minoritas Muslim.
Sejak Armenia merdeka pada 1991, mayoritas Muslim yang masih tinggal di negara itu adalah penduduk sementara dari Iran dan negara lain. Pada tahun 2009, Pusat Penelitian Pew memperkirakan bahwa 0,03 persen, atau sekitar 1.000 orang, adalah Muslim, dari total populasi 2.975.000 jiwa. Sensus penduduk yang dilakukan pada tahun 2011 menghitung 812 Muslim di Armenia.
Menurut data dari Library of Congress, jumlah muslimin sekitar 4 persen dari populasi. Namun angka ini dihitung dari jumlah etnis Kurdi dan Azeris yang ada di Armenia. Adapun menurut laman muslim population, muslim Armenia menempati 3 persen dari total populasi.
Dalam sejarah, Armenia memang salah satu wilayah yang menjadi dakwah Kristen awal. Negara seluas 29,743 kilometer persegi tersebut memiliki tradisi Gereja Armenia yang lahir sejak abad pertama masehi. Tak heran jika saat ini lebih dari 93 persen warganya menganut agama Kristen, lebih khusus Gereja Apostolic Armenia. Bahkan hingga kini, Armenian (orang Armenia) selalu diidentikkan dengan Kristen.
Hanya dengan memahami hubungan historis yang lebih luas antara Armenia dan Islam, kita dapat mulai memahami hubungan diplomatik Armenia dengan dunia Muslim yang lebih luas saat ini
Salah satu sejarah awal Islam di Armenia adalah masuknya ajaran Islam Nabi Muhammad yang ditulis sejarawan Sebeos Armenia di abad ketujuh. Dia menyebut seorang putra Ismail yang bernama Mahmet.
Selain itu, banyak posisi penting Armenia yang menduduki kekuasaan di Kekaisaran Islam awal, termasuk Badr al-Jamali, seorang negarawan dan wazir terkemuka (setara dengan Perdana Menteri) di Dinasti Fatimiyah Syiah yang kuat (yang menguasai sebagian besar zaman modern Mesir dan Afrika Utara).