Penyerangan di Dekat Kantor Majalah Charlie Hebdo, Dua Orang Kritis
- republika
REPUBLIKA.CO.ID, PARIS (AFP) - Empat orang terluka, dua luka parah, dalam serangan memakai pisau di Paris Jumat (25/9). Serangan ini terjadi di luar kantor majalah satir Prancis Charlie Hebdo, kata Perdana Menteri Jean Castex.
Dua dari korban berada dalam kondisi kritis, kata departemen kepolisian Paris, menambahkan dua tersangka dalam pelarian.
Polisi kemudian mengatakan satu tersangka telah ditahan setelah serangan itu, yang terjadi saat persidangan sedang berlangsung untuk tersangka kaki tangan pelaku serangan Charlie Hebdo tahun 2015.
"Sebuah peristiwa serius telah terjadi di Paris," kata Castex seperti dilansir The Times of Israel"s Daily Edition. Castex berbicara kepada wartawan pada saat itu dan mempersingkat kunjungan ke Paris utara untuk menuju ke pusat krisis kementerian dalam negeri.
"Empat orang luka-luka dan tampaknya dua orang dalam kondisi serius," katanya lagi.
- Keterangan foto: Petugas polisi Prancis berpatroli setelah empat orang terluka dalam serangan pisau di dekat bekas kantor surat kabar satir Charlie Hebdo, 25 September 2020 di Paris.
Dia menambahkan serangan itu terjadi "di depan" bekas kantor mingguan itu yang berada di distrik 11 pusat kota Paris. Alamat majalah saat ini dirahasiakan demi alasan keamanan.
Penikaman itu terjadi saat persidangan sedang berlangsung di ibu kota atas dugaan kaki tangan penulis serangan Januari 2015 di Charlie Hebdo. Kala itu dua belas orang, termasuk beberapa kartunis paling terkenal di Prancis, tewas dalam serangan yang dilakukan oleh Said dan Cherif Kouachi bersaudara dan diklaim oleh salah satu cabang Al Qaeda.
Seorang petugas polisi wanita tewas sehari kemudian, diikuti keesokan harinya dengan pembunuhan empat pria dalam penyanderaan di supermarket Yahudi oleh pria bersenjata Amedy Coulibaly.
Ke-14 terdakwa dituduh telah membantu dan mendukung para pelaku serangan 2015, yang juga terbunuh setelah pembantaian tersebut.
Majalah itu, yang selalu menantang, menandai dimulainya persidangan dengan menerbitkan ulang kartun Nabi Muhammad yang sangat kontroversial yang telah membuat marah umat Islam di seluruh dunia.
Al-Qaeda kemudian mengancam Charlie Hebdo dengan mengulangi pembantaian stafnya pada 2015.