Benarkah Pakai Kacamata Beri Perlindungan Ekstra dari COVID-19?
- bbc
Gejala mata yang patut diwaspadai antara lain conjunctivitis atau pink eye, peradangan yang membuat mata merah, gatal, berair, dan berasa tidak nyaman karena kering.
Cara mencegah penyebaran virus corona lewat mata
Dr Rina La Distia Nora, salah satu pengurus di Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia, mengatakan, berdasarkan riset yang telah dilakukan peneliti di dunia sejauh ini, ternyata virus corona ditemukan di kandungan air mata 3,8% penderita covid-19.
"Ternyata sekitar 3,8?a virus [corona] di mata, kalau kita lakukan PCR, seperti PCR di nasofaring untuk diagnosis, di permukaan mata itu, sekitar 3,8%-nya dari seluruh orang yang terkena covid-19 itu positif dari permukaan matanya.
"Jadi memang tidak menutup kemungkinan bahwa mata ada manifestasi klinisnya pada covid-19.
"Waktu kita lihat pada pasien-pasien dengan manifestasi mata, sekitar 28%-nya itu gejala di mata duluan ada, sebelum dia ada gejala sistemik seperti demam, batuk pilek, dan gejala-gejala sistemik covid-19 biasa," ujar Dr Rina, yang juga dokter spesialis di Rumah Sakit Mata Kirana di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM).
Menurut Dr Rina, rata-rata orang tidak sengaja memegang mata sampai sepuluh kali per jam, namun pemakai kacamata mungkin lebih kurang melakukan kebiasaan tersebut.
"Jadi diperkirakan bahwa kita mencegah memegang mata, karena ada perlindungan kacamata itu. Maka cenderung orang-orang yang pakai kacamata itu lebih kecil kemungkinan untuk mengalami infeksi covid-19.
"Penelitian [yang dilakukan di China] itu tidak langsung, tapi [premisnya] sudah banyak diajukan oleh banyak penelitian, bahwa memegang mata itu salah satu rute masuk dari infeksi covid-19," jelasnya.
Ia mengatakan, di Indonesia belum ada penelitian serupa yang melihat kaitan antara penggunaan kacamata dan penyebaran virus corona.