NASA dan ESA Kolaborasi Misi Pertahanan Bumi dari Tabrakan Asteroid
- dw
Skenario bencana dahsyat, tubrukan benda langit raksasa dengan bumi selalu menjadi tema menarik yang dibahas para pakar astronomi dan astrofisika. Musnahnya dinosaurus sekitar 65 juta tahun lalu misalnya, berdasarkan bukti yang ada, diduga keras dipicu oleh dampak jatuhnya sebuah meteorit raksasa ke bumi.
Kasus tubrukan benda langit berukuran relatif besar dengan bumi sangat jarang terjadi, demikian diungkapkan badan antariksa AS, NASA. Namun badan antariksa AS maupun badan antariksa Eropa, ESA tidak selalu berhasil meramalkan peristiwa jatuhnya meteorit ke bumi.
Misalnya peristiwa jatuhnya benda langit seukuran “rumah“ di Chelyabinsk, Rusia, tahun 2013 lalu, yang memicu gelombang kejut yang menghancurkan kaca-kaca bangunan dan melukai ratusan orang. NASA maupun ESA serta badan antariksa Rusia gagal memprediksi fenomena meteorit Chelyabinsk ini.
Sejatinya, bumi setiap hari selalu dihujani beberapa ton debu atau potongan kecil material antar planet. Namun kebanyakan ukurannya relatif kecil dan biasanya terbakar habis saat bergesekan memasuki atmosfer bumi. Juga bumi sangat sering dilintasi benda-benda langit berukuran besar baik asteroid, komet maupun meteorit dalam jarak relatif aman.
Misi pertahanan planet
Menimbang ancaman bahaya tubrukan dengan benda langit besar semacam itu, ilmuwan NASA dan ESA menggelar proyek kolaborasi yang diberi nama Asteroid Impact & Deflection Assessment (AIDA). Target utamanya adalah sistem asteroid biner, yakni dua asteroid yang bergerak dalam jarak dekat secara bersama.
ESA menyebut asteroid biner merupakan kelompok asteroid yang belum dipahami sifatnya. Padahal jumlahnya mencapai 15 persen dari keseluruhan asteroid yang dikenal ilmuwan saat ini.
Untuk uji coba pertama misi pertahanan planet, tim ilmuwan akan meneliti asteroid yang mengorbit di dekat bumi yang dikenal dengan nama pasangan Didymos. Ini adalah objek langit dekat bumi (NEO) yang berstruktur batuan.
Asteroid utamanya berdiameter 780 meter, atau sebesar gunung. Sementara sebuah satelit lebih kecil yang diberi nama Dimorphos mengorbit asteroid utama ini. Diameternya sekitar 160 meter, atau seukuran piramida besar di Gizeh, Mesir.